Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Sunday Insurtech Bikin Premi Asuransi Kendaraan Listrik Tetap Kompetitif

Kompas.com - 02/12/2022, 17:56 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan insurtech full-stack Sunday Indonesia mengatakan, industri insurance technology (insurtech) dapat membuat premi kendaraan listrik tetap kompetitif.

Co-Founder & Chief Executive Officer Sunday Ins Co., Ltd Cindy Kua mengatakan, perbedaan dari asuransi untuk kendaraan konvensional dan kendaraan listrik adalah pada persebaran risiko komponennya.

"Lebih dari 50 persen harga kendaraan listrik adalah harga untuk batreinya sendiri. Sekali terjadi apa-apa pada batrei, total loss," kata dia dalam media luncheon di Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Kunjungi Pabrik Kapal Korea, Menaker Bahas Peluang Kerja bagi WNI

Ia menambahkan, saat terjadi risiko pada kendaraan listrik, pemilik perlu untuk mencari bengkel yang tidak hanya dapat memperbaiki mobil tetapi juga sistem kelistrikannya.

Ia menyoroti, di pasar premi untuk kendaraan listrik jadi lebih mahal karena faktor-faktor tersebut. Untuk itu, perusahaan insurtech ini memiliki beberapa inisiatif untuk membuat premi kendaraan listrik tetap dapat bersaing.

Cindy membeberkan, Sunday Indonesia akan bekerja sama dengan bengkel yang memiliki sertifikasi perbaikan kendaraan listrik guna memetakan lokasi mereka kepada pemegang polis.

"Nanti akan kami berikan di aplikasi kami Jolly Apps untuk memudahkan pengendara mobil listrik mencari bengkel, nanti bisa mencari bengkel terdekat," imbuh dia.

Selanjutnya, ia menjelaskan, pihaknya juga akan memberikan informasi terkait lokasi terdekat untuk stasiun penggantian batrei kendaraan listrik.

Baca juga: Kriteria Saham yang Masuk ke Papan Ekonomi Baru

Lebih jauh, untuk dapat membuat harga premi kendaraan listrik bersaing, pihaknya akan menggunakan artificial intellegence untuk dapat menilai risiko yang dimiliki pemegang polis.

Misalnya, ketika nasabah terekam berkendara dengan kecepatan di atas rata-rata setiap hari, pihaknya akan menyarankan untuk mengurangi kecepatan tersebut. Dengan begitu, pada bulan depan, premi asuransi kendaraan listrik itu dapat berkurang.

"Ini adalah prinsip yang kami gunakan dengan teknologi, untuk melihat kecenderungan berkendara dan menentukan premi kendaraan listrik," ucap dia.

Selain itu, ia memprediksi, tren kendaraan listrik akan terus menjamur di Indonesia.

Pertama, kendaraan roda dua listrik akan terus tumbuh sebelum diikuti dengan kendaraan umum berbasis listrik.

Baca juga: Jokowi: Saya Tidak Ingin Sampaikan Hal yang Bikin Pesimis, Harus Optimis

"Itu adalah masa depan, kami juga akan kerja sama dengan manufaktur kendaraan listrik selanjutnya," tandas dia.

Inisiatif ini juga selaras dengan insentif yang sedang didorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia.

OJK memberikan insentif dengan menetapkan tarif premi atau kontribusi dapat ditetapkan tarif yang lebih rendah dari batas bawah.

Hal itu diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/SEOJK.05/2017 tentang Penetapan Tarif Premi Atau Kontribusi Pada Lini Usaha Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor Tahun 2017 (SEOJK 6/2017).

Insentif di sektor asuransi ini berlaku hingga 31 Desember 2023.

Baca juga: Ini Salah Satu Penyebab Startup Lakukan PHK Massal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com