Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Temu Bisnis dengan BUMN, Kemenperin Dorong Percepatan Sertifikasi TKDN

Kompas.com - 02/12/2022, 18:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) menggandeng Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendorong pertumbuhan rantai pasok Industri Kecil Menengah (IKM)

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita mengatakan, optimalisasi pasar dilakukan dengan percepatan penggunaan produk dalam negeri, seperti halnya mempercepat sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Kemudian juga mengidentifikasi potensi dan kesiapan produk dalam negeri, serta mengadakan business matching secara berkala antara produsen dengan pengguna produk dalam negeri,” kata Reni di Bekasi, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Pengelola Cinema XXI Dikabarkan Akan Melantai di Bursa Efek Indonesia, Incar Dana Rp 17,05 Triliun

Dalam acara temu bisnis para IKM dengan industri besar yang digelar hari ini, Reni yakin dapat menjembatani produsen dan industri. Adapun potensi yang dibidik seperti elektronika, kelistrikan, serta telekomunikasi intuk perusahaan BUMN.

Kegiatan temu bisnis ini diikuti sebanyak 28 IKM, yang mencakup elektronika, kelistrikan dan telekomunikasi yang memproduksi lampu LED, lampu PJU, asesoris dan komponen jaringan listrik maupun telekomunikasi, perangkat telekomunikasi, panel box, serta board elektronik.

Adapun BUMN yang terlibat adalah Pertamina, Telkom, Telkomsel, PLN, PLN Icon+, Wika, Perumnas, Pembangunan Perumahan (PP), serta 4 vendor Telkomsel yaitu, PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (Telkominfra), PT. Wiraky Nusa Telekomunikasi, PT. Westindo, dan PT. Kinarya Utama Teknik.

Baca juga: Cara Sunday Insurtech Bikin Premi Asuransi Kendaraan Listrik Tetap Kompetitif

“Tujuan temu bisnis ini yaitu untuk memperpendek rantai pasok BUMN ke IKM sehingga IKM mendapatkan profit margin yang lebih layak dan BUMN mendapatkan harga yang lebih bersaing, serta mengetahui kebutuhan BUMN,” ujarnya.

Reni mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai output industri mikro kecil untuk kelompok industri komputer, barang elektronik dan optik mengalami penurunan 94 persen sejak tahun 2017 yaitu dari Rp 315,4 miliar menjadi Rp 16,4 miliar.

Sementara produk peralatan listrik dari Rp 442,5 miliar, turun 73 persen menjadi Rp 118,1 miliar. Sedangkan nilai impor mesin atau peralatan listrik mengalami tren kenaikan dari tahun 2017-2021 sekitar 3,25 persen.

“Nota kesepahaman ini diharapkan menjadi salah satu terobosan untuk mendorong kembali pertumbuhan industri kecil-mikro di bidang elektronika, kelistrikan, dan telekomunikasi melalui pembinaan bersama untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan kualitas produk IKM,” ucap Reni.

Baca juga: Kunjungi Pabrik Kapal Korea, Menaker Bahas Peluang Kerja bagi WNI

Reni menegaskan, dengan pembinaan bersama antar kementerian, IKM dapat semakin naik kelas dan mumpuni untuk memenuhi standar produksi yang diharapkan oleh BUMN.

Dengan demikian, serapan produk dalam negeri khususnya produk buatan IKM dapat semakin menggerakan ekonomi nasional.

Dalam temu bisnis yang diselenggarakan oleh Ditjen IKMA sebelumnya, sebanyak 10 IKM telah menjalin kemitraan dengan BUMN. Di antaranya yaitu 3 IKM dengan PTPN III, 1 Koperasi IKM dengan PTPN V, 5 IKM dengan PT PLN tahun 2021 yang lalu, serta 1 IKM dengan PT INKA.

Adapun startup binaan Ditjen IKMA, yaitu PT Dtech Inovasi Indonesia (design product engineering, smart machines, dan IoT), telah menjadi mitra PT INKA melalui anak perusahaannya yaitu PT Inka Multi Solusi Trading (IMST), dalam program substitusi impor dengan nilai kontrak Rp 2,5 miliar untuk pembuatan desain dan produksi kursi kereta api. Dtech juga telah memproduksi mesin CNC dengan nilai TKDN 43,11 persen.

Baca juga: Kriteria Saham yang Masuk ke Papan Ekonomi Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com