Namun demikian, angka tersebut tetap lebih rendah dari jumlah perjalanan harian yang dioperasikan oleh banyak jalur kereta api Jepang, bahkan yang terletak di pedesaan.
Dikutip dari Global Times, hingga semester I tahun 2022, China Railways melaporkan peningkatan pendapatan menjadi sebesar 512,769 miliar yuan (79 miliar dollar AS), meningkat sebesar 108,8 miliar yuan dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu.
Baca juga: Keruwetan Kereta Cepat dan Sikap Keberatan Jonan saat Jadi Menhub
Namun perusahaan masih membukukan kerugian sebesar 50,737 miliar yuan pada semester pertama, meski kerugian tersebut menurun dari periode yang sama tahun lalu, ketika kerugian bersih mencapai 95,5 miliar yuan.
Data yang dirilis China Railways tersebut menunjukkan ada 1,365 miliar perjalanan penumpang pada semester pertama tahun ini, meningkat 67 persen year-on-year.
Namun, angka tersebut masih jauh di bawah catatan penumpang yang mencapai lebih dari 1,7 miliar pada semester pertama 2019.
Dari Januari hingga Juni, investasi perkeretaapian di seluruh China mencapai 298,9 miliar yuan, termasuk 1.138 kilometer jalur baru dioperasikan, yang di dalamnya ada 505 kilometer rel kereta cepat.
Kereta api Lhasa-Nyingchi di Daerah Otonomi Tibet mulai beroperasi pada 25 Juni, dengan kereta peluru Fuxing tercanggih China beroperasi di dataran tinggi Qinghai-Tibet untuk pertama kalinya.
Baca juga: Biaya Kereta Cepat Bengkak gara-gara Perhitungan China Salah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.