JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi mengenai lowongan kerja banyak tersedia di internet. Namun, para pencari kerja harus lebih teliti dan waspada terhadap lowongan kerja palsu yang semakin marak.
Managing Director JobStreet Indonesia Varun Mehta mengatakan, fenomena lowongan keja palsu ini terjadi karena banyak pihak tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan nama besar dari perusahaan dengan tujuan menjebak orang-orang yang sedang mencari pekerjaan.
Biasanya, cara yang digunakan oleh pembuat lowongan kerja palsu adalah menggunakan informasi palsu dari sebuah perusahaan besar atau menciptakan perusahaan fiktif.
Baca juga: Debat Panas Said Didu Vs Arya Sinulingga soal Dihapusnya Argo Parahyangan demi Kereta Cepat
"Secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin terjadi. Situasi inilah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu," kata dia dalam keterangan tertulis.
Selain itu, hal ini juga dapat berdampak terhadap psikologis pencari kerja yang jatuh ke lubang ini. Korban bisa putus asa dan kehilangan semangat untuk mencari lowongan kerja yang lain.
"Oleh karena itu para pencari kerja harus lebih berhati-hati saat menerima lowongan pekerjaan," ujarnya.
Baca juga: Cara Bayar dan Cek Tagihan PDAM lewat Tokopedia
Agar tidak menjadi korban, kenali ciri-ciri lowongan kerja palsu berikut ini:
Lowongan kerja palsu kerap mengimingi calon korbannya dengan gaji yang besar untuk tanggung jawab pekerjaan yang ringan. Pasalnya, memiliki gaji besar dan pekerjaan yang mudah tentu menjadi impian semua orang.
Dengan menawarkan hal ini, para penipu menjebak para korban yang berharap bisa mendapatkan uang dengan pekerjaan yang mudah. Meski, biasanya di awal tindak penipuan ini penipu akan meminta sejumlah uang kepada korban.
Umumnya, para korban yang terjebak merupakan pencari kerja yang mencari pekerjaan paruh waktu atau belum memiliki pengalaman kerja yang mumpuni atau bahkan masih baru lulus sekolah.
Untuk itu, jika lowongan kerja yang ditawarkan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan lebih baik lupakan saja.
Namun jika masih ragu lowongan kerja itu penipuan atau bukan, Anda bisa mengecek website perusahaan tersebut atau mencari tahu berapa kisaran gaji di pasaran dengan pekerjaan yang sama dengan yang ditawarkan.
Baca juga: Sesak Napas Perusahaan Rintisan
Jika seorang perekrut menghubungi Anda melalui media sosial, Anda sebaiknya mulai menaruh curiga.
Sebab, perekrut dari perusahaan resmi biasanya berkomunikasi melalui email, telepon, atau aplikasi lowongan kerja, di mana identitas mereka yang sebenarnya ditampilkan.
Beberapa perekrut mungkin mengirim pesan kepada kandidat melalui media sosial sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal seiring berlanjutnya pembicaraan.