Menurut survei dari UNESCO yang dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika, tingkat literasi masyarakat Indonesia hanya di angka 0,001 persen atau dari seribu orang Indonesia hanya satu orang saja yang rajin membaca (kominfo.go.id).
Angka ini mendudukkan negeri kita di peringkat ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Sangat miris dan memprihatinkan. Bahkan, masyarakat Indonesia juga dikatakan “ogah membaca tapi sangat cerewet di medsos” (bandung.kompas.com, 30 Mei 2022).
Sementara itu, dari perspektif literasi keuangan juga sama mirisnya. Berdasarkan data dari OJK pada 2019, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sebesar 38,03 persen atau dari setiap 100 orang hanya 38 orang saja yang paham dengan baik mengenai lembaga keuangan dan produk jasa keuangan (databoks.katadata.co.id, 26 September 2022).
Kedua data di atas menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia pada aspek membaca perlu ditingkatkan agar kita tidak dengan mudah tertipu, tergiur, terjebak, dan terlena iming-iming investasi yang menjerat di sekeliling kita.
Pada dasarnya, sadar ataupun tidak dengan perkembangan internet maka data dan informasi pribadi kita dapat dengan mudah “dilacak” oleh pihak lain, misalnya penyedia layanan, aplikasi, games, dan sebagainya.
Berbagai aplikasi yang kita unduh biasanya memberikan “syarat dan ketentuan” yang seringkali kita abaikan, tidak kita baca, dan kita klik setuju saja ketika pertama kali aplikasi tersebut ter-install di perangkat kita.
Menurut penelitian, data pribadi kita memang merupakan sebuah “komoditas” di internet yang dengan mudah dikumpulkan, dipertukarkan, bahkan diperjualbelikan oleh data broker (Crain, 2016).
Maka pada sudut pandang inilah kita perlu berhati-hati untuk menjaga data-data pribadi kita. Apalagi beberapa bulan lalu ramai kasus tentang hacker Bjorka yang membocorkan banyak data pribadi para pejabat negeri ini.
Praktik komodifikasi di era internet adalah hal nyata dan bukan dongeng semata. Maka sekali lagi, kita perlu berhati-hati.
Jangan mudah tergiur tawaran bunga sangat rendah, limit pinjaman sangat besar, serta janji keuntungan keuntungan investasi hingga puluhan persen. Ingat, kita sebaiknya waspada pada hal-hal yang di luar logika.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.