Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi Saham BBTN Jelang Rights Issue dari Kiwoom Sekuritas

Kompas.com - 05/12/2022, 17:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) tengah bersiap melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Aksi korporasi itu telah dinyatakan pada 2 Desember lalu.

Jelang pelaksanaan rights issue, sejumlah sekuritas menyampaikan analisanya terhadap emiten bank pelat merah itu. Salah satunya ialah Kiwoom Sekuritas Indonesia.

Dalam risetnya, Kiwoom memproyeksikan, memasang target harga Rp 2.030 untuk kurun waktu 12 bulan. Target ini dipasang dengan melihat prospek serta realisasi kinerja perusahaan.

Baca juga: BTN Segera Rights Issue, Simak Rekomendasi Saham BBTN

Kiwoom memprediksi, BBTN akan meraih pendapatan bunga sebesar Rp 28,8 triliun sepanjang tahun ini, meningkat 12 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini diproyeksi berlanjut pada tahun depan, yakni sekitar 10 persen menjadi Rp 31,6 triliun.

“Selain itu, kami memproyeksi laba bersih (BBTN) Rp 3 triliun pada 2022, meningkat 26 persen secara yoy dengan asumsi return on equity (ROE) sebesar 13 persen," tulis tim riset Kiwoom, dikutip Senin (5/12/2022).

Baca juga: Tekan Biaya Dana, BTN Fokus Tingkatkan Margin Bunga Bersih

Adapun hingga September 2022, kinerja BBTN selaras dengan target manajemen. Hingga akhir Kuartal III-2022, BBTN mencatatkan pertumbuhan simpanan sebesar 7,41 persen, pertumbuhan kredit sebesar 7,18 persen, dan NIM telah melampaui target sebesar 4,51 persen.

"Kami melihat BBTN itu masih akan mencatatkan kinerja yang solid," tulis riset Kiwoom.

Baca juga: Menakar Prospek BBTN Jelang Rights Issue

Optimisme kinerja BBTN

Optimisme terhadap proyeksi ke depan, didasari permintaan terhadap kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi akan terus meningkat pada 2022. Hal ini dipicu kenaikan subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada 2023 dengan nilai Rp 25,18 triliun untuk 220.000 unit rumah.

Kiwoom juga menyatakan rights issue yang akan dilakukan oleh BBTN akan menopang kinerja pada tahun depan. pasalnya, aksi korporasi itu akan mendongkrak tingkat kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perusahaan.

Di sisi lain, Kiwoom juga menyoroti perbaikan struktur dana BBTN yang berdampak pada penurunan biaya dana. Hingga akhir September 202, BBTN menghimpun dana tabungan dan giro (current account saving account/CASA) sebesar Rp 143,59 triliun, naik 18,7 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

Hal ini mendorong komposisi CASA di antara DPK dan wholesale funding naik menjadi 40,68 persen. Pada saat bersamaan, porsi deposito turun menjadi 47,35 persen dan wholesale funding turun menjadi 11,37 persen.

"Pendanaan dari CASA akan terus bertambah sehingga BBTN bisa menekan biaya dana dan meningkatkan NIM," tulis riset tersebut.

Dengan optimisme terhadap kinerja BBTN di akhir tahun ini dan proyeksi pertumbuhan bisnis 2023, Kiwoom memberikan rekomendasi overweight untuk saham BBTN dengan target harga Rp 2.030. Target harga tersebut merefleksikan price to earning ratio (PER) di angka 7,2x dan price to book value (PBV) 0,9x pada 2022.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com