JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang signifikan tengah menjadi sorotan berbagai pihak.
Banyak investor yang khawatir terhadap pergerakan harga GoTo, semenjak periode penguncian saham pra-IPO dibuka pada 30 November lalu.
Meskipun demikian, Telkomsel selaku salah satu investor pra-IPO GoTo menilai, pergerakan harga saham yang fluktuatif merupakan hal wajar.
Meskipun tengah tertekan, dalam jangka panjang saham emiten masih berpotensi tumbuh seiring dengan kinerja bisnis yang positif.
Baca juga: Terus Tertekan, Harga Saham GOTO Bisa Ambles ke Rp 50 Per Saham?
Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan, hingga kuartal III-2022, GoTo telah melayani lebih dari 67 juta pengguna, dengan pertumbuhan jumlah pesanan di ekosistem GoTo mencapai 28 persen (YoY).
Melihat pertumbuhan itu, perusahaan disebut berkomitmen dan optimis dengan keberlanjutan langkah strategis GoTo.
"GoTo yang kini telah menjadi perusahaan publik melalui IPO beberapa waktu lalu, maka pergerakan nilai saham yang fluktuatif menjadi hal yang wajar," kata dia, kepada Kompas.com, Selasa (6/12/2022).
Baca juga: Telkomsel dan Indihome Bakal Digabung, Prosesnya Ditargetkan Rampung Tahun Depan
Lebih lanjut Ia bilang, perusahaan juga optimistis dengan fokus jangka panjang GoTo, yang terus mendorong peningkatan pertumbuhan bisnis ke depannya.
Ini dilakukan melalui upaya synergy value yang berkesinambungan dengan memanfaatkan keunggulan aset kedua perusahaan.
"(Nilai saham) tetap memiliki peluang untuk tumbuh sesuai dengan konsistensi GoTo dalam pengembangan bisnis, khususnya di sektor digital secara jangka panjang," ujar Saki.
Baca juga: Saham GOTO 7 Kali Berturut-turut Sentuh ARB sejak 28 November 2022