Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Andesna Nanda
Ahli Pemerhati Manajemen Strategis

Pemerhati Manajemen Strategi, Penulis Centang Biru Kompasiana

Menebak Arah Inovasi Produk Asuransi Jiwa Pasca-pandemi

Kompas.com - 07/12/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MEDIO kuartal keempat 2022, tepatnya menjelang akhir November 2022, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) merilis kinerja premi asuransi industri asuransi jiwa kuartal tiga 2022, yang ternyata masih mengalami kontraksi 3,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Ini berarti industri asuransi jiwa masih belum bisa bangkit sepenuhnya dari pandemi Covid-19 dan masih butuh waktu untuk berbenah.

Kondisi ini ditambah rilis terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencabut izin salah satu perusahaan asuransi jiwa, yaitu Wanaarta Life yang berarti menambah persepsi negatif masyarakat terhadap industri asuransi jiwa.

Hal-hal tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah sangat berat pelaku dan pemangku kepentingan di industri asuransi jiwa untuk segera mengambil langkah terukur agar dapat segera lepas dari bayang-bayang pandemi dan di saat bersamaan memperbaiki stigma negatif masyarakat.

Sebenarnya, tak satu pun dari permasalahan ini merupakan hal baru. Namun pandemi telah “membesarkan” cakupan permasalahan ke arah medan permainan baru yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya.

Berita baiknya adalah semua kondisi tersebut menciptakan banyak jendela inovasi yang lebih besar.

Misalnya, digitalisasi yang (mungkin) masih setengah hati, namun di saat berbarengan memberi perusahaan asuransi jiwa kesempatan untuk memikirkan kembali model bisnis asuransi jiwa secara mendasar.

Termasuk di dalamnya adalah pengembangan produk baru, kemudian juga membangun fleksibilitas baru dalam proses inovasi produk asuransi jiwa yang saat ini sangat membutuhkan kebaruan.

Dari sudut pandang lain, kondisi ekonomi Indonesia yang sebenarnya masih tertekan telah membuat konsumen semakin selektif memilih produk-produk asuransi jiwa. Pada akhirnya industri asuransi jiwa harus diakui telah menjadi samudera merah persaingan yang berdarah-darah.

Sementara itu, fenomena perusahaan rintisan di bidang jasa keuangan juga menciptakan tekanan baru dan mengingat bagaimana adopsi produk-produk jasa keuangan digital telah meningkatkan standar harapan konsumen akan kebaruan produk-produk asuransi jiwa.

Inovasi produk-produk baru industri asuransi jiwa kini menjadi lebih penting dari sebelumnya dan tidak dapat dihindarkan lagi.

Pengembangan produk dalam industri asuransi jiwa secara umum dibangun di atas risiko yang memerlukan penerapan aturan dan standar underwriting.

Meskipun pendekatan ini rasional, namun kurang memahami perilaku konsumen dan telah menghasilkan industri asuransi jiwa yang terobsesi dengan tindakan kompetitif, alih-alih memahami isyarat dari konsumen.

Pendekatan ini menghasilkan komodifikasi dan membuat perusahaan asuransi jiwa lebih cenderung mengabaikan risiko yang muncul, namun signifikan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memperkirakan gambaran besar tantangan industri asuransi jiwa ke depan dari sudut pandang terpenting, yaitu produk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com