JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan pinjaman untuk Perum Bulog dan ID Food guna penguatan sektor pangan. Pinjaman diberikan dengan bunga yang lebih rendah dari pasar.
"Pemerintah telah mempersiapkan lewat Kemenkeu, di mana nilai pinjaman untuk Bulog dan ID Food dengan rate (bunga) tertentu yang lebih rendah dari rate pasar. Ini mekanisme disiapkan oleh pemerintah," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Istana Negara, Selasa (6/12/2022).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah pada 24 Oktober 2022. Beleid menugaskan penyelenggaraan, serta penugasan dan pendanaan terkait cadangan pangan pemerintah (CPP).
Baca juga: Minta Pemerintah Tak Impor Beras, Jabar dan Jatim: Siap Pasok ke Bulog
Adapun jenis pangan yang ditetapkan sebagai CPP yakni beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia atau hewan pemamah biak, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.
Airlangga mengatakan, dalam sidang kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), diberikan arah untuk meningkatkan cadangan pangan nasional. Terutama pada komoditas yang telah ditetapkan sebagai CPP perlu diperhatikan ketersediaannya.
"Diharapkan pangan bisa dibuat cadangan nasional dan untuk meningkatkan cadangan pangan nasional tentu harus diperhatikan seluruh komoditas. Itu yang diminta untuk terus dimonitor," kata dia.
Baca juga: Bapanas Sebut Beras Impor untuk Cadangan, Tidak Dikeluarkan secara Bebas
Sebelumnya, saat membuka sidang kabinet, Jokowi secara khusus menaruh perhatian pada komoditas beras. Ia meminta jajarannya benar-benar menghitung secara rinci ketersediaan beras di lapangan, sebab sangat berkaitan dengan kondisi krisis pangan global.
"Krisis pangan ini juga hati-hati karena nanti bisa larinya pada masalah sosial, politik. Sehingga utamanya yang berkaitan dengan beras itu betul-betul hitung-hitungannya," ujarnya.
"Jangan sampai perhitungan kita keliru sehingga kita tidak menyiapkan resource, cadangan dan pada suatu titik cadangan kita habis. Dan dilihat oleh pedagang, dan akhirnya harga beras pasti akan naik. Ini supply and demand, pasti akan menyimpulkan itu," tambah Jokowi.
Baca juga: Impor Beras Vs Produksi Dalam Negeri
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.