Proyek MRT Jakarta fase 1 memiliki panjang 16 kilometer yang meliputi 10 kilometer jalur layang dan enam kilometer jalur bawah tanah.
Tujuh stasiun layang tersebut adalah Lebak Bulus (lokasi depo), Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Depo ditetapkan berada di kawasan Stasiun Lebak Bulus.
Sedangkan enam stasiun bawah tanah dimulai dari Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Baca juga: Wacana KA Argo Parahyangan Dihapus demi Kereta Cepat
Dikutip dari laman resmi MRT, pengerjaan konstruksi dibagi dalam enam paket kontrak yang dikerjakan oleh kontraktor dalam bentuk konsorsium (joint operation) antara masing-masing wakil perusahaan Jepang dan perusahaan Indonesia, yaitu:
Berbeda dengan KCJB, untuk saham MRT Jakarta, tidak ada kepemilikan Jepang, di mana saham MRT Jakarta digenggam oleh Pemprov DKI Jakarta sebesar 99,99 persen, dan sisanya 0,01 persen oleh Perumda Pasar Jaya.
Sementara dari sisi sumber pendanaan, proyek ini didanai dari hibah pemerintah pusat sebesar 49 persen, dan pinjaman dari JICA sebesar 51 persen. Bunga yang ditawarkan Jepang di proyek ini adalah 0,1 persen.
Baca juga: Jonan Dulu Bilang, Jakarta-Bandung Terlalu Pendek untuk Kereta Cepat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.