Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Acuan BI Terus Naik, LPS: Perbankan Merespons Secara Bertahap

Kompas.com - 07/12/2022, 21:42 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan perbankan secara bertahap merespons suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang naik 175 basis poin (bps) sejak Agustus hingga November 2022.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, hal ini terlihat dari tren peningkatan Suku Bunga Pasar (SBP) untuk simpanan rupiah yang meningkat terbatas sebesar 37 bps menjadi 2,84 persen.

Data tersebut berdasarkan pemantauan LPS selama 3-30 November 2022 dibandingkan periode reguler September 2022.

"Hal ini menunjukkan perbankan secara bertahap merespons kenaikan suku bunga acuan bank sentral BI7DRR. Meskipun demikian, suku bunga simpanan rupiah masih cenderung landai karena kondisi likuiditas perbankan yang masih relatif longgar," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (7/12/2022).

Baca juga: LPS Naikkan Suku Bunga Penjaminan Valas Jadi 1,75 Persen

Sementara itu, SBP simpanan valuta asing atau valas di periode observasi yang sama terpantau naik lebih signifikan, yaitu sebesar 93 bps menjadi sebesar 1,37 persen jika dibandingkan periode reguler September 2022.

Dia menyebut, kenaikan ini merupakan respons atas peningkatan suku bunga global yang naik secara signifikan untuk mengatasi gejolak inflasi global, khususnya di negara-negara maju.

Selain itu, permintaan valas domestik untuk mendanai kredit dalam denominasi valas meningkat signifikan seiring dengan surplus neraca perdagangan nasional yang terus mencetak rekor positif.

"Kurva permintaan valas yang bergeser ke kanan ini turut mengerek suku bunga simpanan valas domestik," kata Purbaya.

Oleh karenanya, LPS menaikkan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) untuk periode sewaktu-waktu Desember 2022 untuk simpanan dalam bentuk valuta asing (valas) sebesar 100 bps menjadi 1,75 persen.

Sementara TBP simpanan rupiah di bank umum dan BPR tidak berubah yakni masing-masing 3,75 persen dan 6,25 persen.

"Tingkat bunga pinjaman tersebut akan berlaku untuk periode 9 Desember 2022 sampai dengan 31 Januari 2023," ucapnya.

Meski demikian, dia mengungkapkan kinerja industri perbankan nasional pada November 2022 tetap stabil, baik dari sisi permodalan, likuiditas, dan intermediasi keuangan.

Hal ini terlihat dari rasio permodalan (KPMM) industri perbankan yang terjaga di level 25,13 persen pada Oktober 2022, likuiditas perbankan juga ample dengan rasio rasio alat likuid terhadap non core deposit (AL/NCD) berada di level 130,17 persen dan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 29,46 persen.

Sementara itu, kinerja intermediasi keuangan terus membaik. Pada Oktober 2022, kredit perbankan tumbuh sebesar 11,95 persen secara tahunan (year on year/yoy), sedangkan DPK tumbuh 9,41 persen secara yoy.

Pemulihan kinerja intermediasi juga diikuti dengan terus membaiknya aspek pengelolaan kredit. Rasio gross non-performing loan (NPL) pada Oktober 2022 berada pada level yang terkendali sebesar 2,72 persen.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Terus Naik, Bagaimana Nasib Cicilan KPR?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Whats New
Jokowi Mau Impor Beras Lagi, Kali Ini dari Kamboja

Jokowi Mau Impor Beras Lagi, Kali Ini dari Kamboja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com