Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naiknya Harga Beras hingga Pilihan Pemerintah Putuskan Buka Keran Impor

Kompas.com - 08/12/2022, 07:37 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prestyo Adi mengakui, pihaknya kesulitan untuk menyerap beras sebanyak 1 - 1,2 juta ton dalam memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Hal tersebut lantaran meningkatnya harga gabah di lapangan atau di tingkat petani.

"Saya dengan Pak Buwas (Dirut Bulog) dan teman-teman di BUMN pangan sepakat bahwa apabila kita menyerap harusnya memang di semester pertama. Jadi kalau hari ini kami menyerap minta diserap sekitar 1,2 juta ton memang sulit. Itu poinnya," kata Arief dalam rapat kerja bersama komisi IV DPR, Rabu (23/11/2022).

Dia menuturkan, saat ini untuk mencari gabah di lapangan dengan harga Rp 4.200 per kilogram sangat sulit. Sementara berdasarkan laporan harga gabah berada di atas Rp 5.000 per kilogram hingga Rp 5.500 per kilogram.

Data Badan Pusat Statistik juga menunjukkan untuk rata-rata Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani sudah mencapai Rp 5.891 per kilogram atau naik 17,44 persen. Sedangkan di tingkat penggilingan Rp 6.006 per kilogram atau naik 17,22 persen.

"Kemudian tentunya ini rebutan gabah juga di market ya. Dan kalau kita lihat memang kondisinya grafiknya seperti ini jadi saya tidak menyampaikan benar salah tapi kondisinya seperti ini," jelasnya.

Arief khawatir apabila Bapanas dan Perum Bulog tidak bisa menyerap sampai dengan 1,2 juta ton maka cadangan beras pemerintah ada di Bulog akan menipis.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menyampaikan, sejak Maret sampai Juni 2022 perum Bulog masih bisa melakukan penyerapan tertinggi mencapai 912.000 ton. Penyerapan itu terjadi lantaran harga di lapangan masih sesuai dengan ketentuan yakni Rp 8.300 per kilogram untuk beras medium.

Kemudian pada pertengahan Juli ada peningkatan harga. Sehingga Bulog tidak lagi bisa menyerap dengan harga Rp 8.300 per kilogram.

Oleh sebab itu pemerintah melalui Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) memutuskan untuk memberikan fleksibilitas harga sampai Desember membeli beras dengan harga Rp 8.800 untuk CBP.

"Dalam perjalanannya kita dari target yang kita tentukan itu kita hanya bisa menyerap 44.000 ton jadi sangat jauh dari yang kita prediksi kita bisa menyerap 500.000 ton pada saat itu," ujarnya dalam kesempatan sama.

Rendahnya penyerapan saat itu, membuat pemerintah memutuskan untuk mencabut kembali harga fleksibilitas dan mengizinkan Bulog untuk membeli dengan harga komersil.

Di mana harga komersial mengikuti harga pasar yakni sekitar Rp 8.850 sampai Rp 10.200 per kilogram.

"Pada saat itu jadinya 1 juta ton untuk bisa dibeli oleh Bulog dengan harga komersil. Jadi bukan untuk harga CBP tapi harga komersil Rp10.200 dan kita melakukan itu. Sampai hari ini melakukan itu membeli yang harga Rp10.200 ini kita beli sekarang. Tetapi bukannya kita tidak mau tetapi jumlahnya memang tidak tercapai tidak ada barangnya," katanya.

Buwas menceritakan, bahkan pada saat Rakortas terakhir pada 8 November 2022, ada yang menjanjikan (Kementan) akan menyetor beras dalam kurun waktu tidak sampai 1 minggu sebanyak 500.000 ton kepada Bulog.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com