Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Lanjut Melemah, Dekati 70 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 09/12/2022, 07:50 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Kamis (8/12/2022) waktu setempat atau Jumat pagi waktu Indonesia/WIB. Pergerakan harga minyak masih dibayangi oleh kekhawatiran akan permintaan dan prospek ekonomi di tahun depan.

Mengutip Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 55 sen menjadi 71,46 dollar AS per barrel. Harga minyak Brent juga melemah 1,02 dollar AS menjadi 76,15 dollar AS per barrel.

Harga minyak dunia mencapai level terendah baru, dalam satu tahun. Perdagangan minyak pada hari Kamis cenderung fluktuatif, yang juga disebabkan oleh pemadaman pipa minyak Keystone, yang mengangkut lebih dari 600.000 barrel minyak mentah setiap hari dari Kanada ke AS, karena kebocoran.

"Pasar minyak melelahkan. Lonjakan harga minyak pada awal perdagangan, langsung berbalik arah, setelah berita kebocoran Keystone Pipeline karena beberapa pedagang energi memperkirakan gangguan ini bersifat sementara," kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda Corp.

Baca juga: Turun Hampir 3 Persen, Harga Minyak Dunia Sentuh Posisi Terendah Sepanjang 2022

Perbedaan waktu, menunjukkan penawaran dan permintaan mengalami volatilitas di tengah pasokan yang ketas serta stok yang berlebih. Pemadaman Keystone menambahkan volatilitas lebih lanjut pada pergerakan minyak WTI, yang membuat perbedaan harga cukup renggang dengan Brent.

"Pedagang teknis jangka pendek memegang kendali karena tingkat partisipasi keseluruhan terus turun menjelang akhir tahun. Ini merupakan tahun yang sangat sulit di seluruh pasar,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

Baca juga: Dibayangi Kekhawatiran Ekonomi Global, Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen di Bawah 80 Dollar AS Per Barrel

 


Selama bulan ini, harga minyak mengalami pelemahan, dan menghapuskan semua keuntungan substansial. Kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga, serta prospek ekonomi makro yang memburuk menjadi tanda kekalahan pasar di akhir tahun.

Meskipun sanksi terhadap minyak mentah Rusia sejauh ini hanya berdampak kecil di pasar, ada penumpukan kapal tanker minyak di dekat Selat Turki setelah adanya masalah regulasi terkait aturan asuransi yang mencegah beberapa kapal melewati perairan negara itu. Masalah semakin berat, setelah pada hari Kamis pemerintah Turki mengatakan akan memindahkan kapal tanpa surat asuransi dari wilayah perairannya.

Amos Hochstein, penasihat keamanan energi senior Departemen Luar Negeri AS, mengatakan pada hari Rabu bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden masih mempertimbangkan dampak pembukaan kembali ekonomi China, dan batasan harga pada pasokan minyak Rusia, sebelum bergerak untuk mulai mengisi Cadangan Minyak Strategis-nya yang semakin menipis.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Sempat Sentuh Level Terendah dalam 11 Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com