JAKARTA, KOMPAS.com - Laju pelemahan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih belum berhenti. Saham GOTO lagi-lagi langsung menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada pembukaan perdagangan Jumat (9/12/2022) hari ini.
Melansir data RTI, setelah perdagangan dibuka, saham GOTO langsung merosot 7 persen ke posisi harga Rp 93. Posisi ini lagi-lagi menjadi yang terendah semenjak GOTO melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April lalu.
Saham GOTO langsung menyentuh batas bawah perdagangan harian, setelah orderbook hanya menampilkan jumlah penawaran atau offer. Terpantau masih ada lebih dari 93 juta lot antrean jual dengan posisi harga Rp 93.
Baca juga: Saham GOTO ARB Berjilid-jilid, Manajemen Buka Suara Lewat Public Expose Insidentil
Seiring dengan terus merosotnya harga saham, kapitalisasi pasar GOTO kian menyust. Pagi hari ini, kapitalisasi pasar perusahaan teknologi itu sebesar Rp 110,15 triliun, dari posisi kemarin sebesar Rp 118,4 triliun.
Asal tahu saja, ini menjadi kali ke-10 secara berturut-turut saham GOTO menyentuh level ARB. Sejak 28 November lalu, saham GOTO terus ambles dan menyentuh batas bawah perdagangan harian.
Baca juga: Penjelasan GOTO soal Anjloknya Harga Saham
Presiden GoTo Gojek Tokopedia Patrick Cao mengatakan, koreksi signifikan yang terjadi pada saham perusahaan tidak terlepas dari mekanisme pasar. Menurutnya, ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor eksternal.
"Termasuk, namun tidak terbatas dari kondisi makro ekonomi, pasar modal, kompetisi, dan kinerja perusahaan," kata dia, dalam paparan publik insidentil, Kamis (8/12/2022).
Berakhirnya periode penguncian atau lock up period saham seri A juga mempengaruhi pergerakan saham GOTO selama sepekan terakhir. Patrick bilang, saham yang beredar di pasar saat ini semakin banyak dengan dibukanya 'gembok' transaksi saham pra-IPO.
"Yang mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham," ujarnya.
Baca juga: Saham GOTO Ambles, Telkomsel: Fluktuasi Nilai Hal yang Wajar
Menurutnya, aksi jual saham GOTO bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti investor awal yang masuk dengan harga saham rendah merealisasikan keuntungannya. Kemudian, berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial.
"Dan kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya. Banyak dari variabel ini merupakan hal-hal di luar kontrol dan pengetahuan perusahaan," tutur dia.
Baca juga: Gembok Dibuka, Saham GOTO Masih Menarik Dikoleksi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.