Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Ekonomi Indonesia 2022: Kokoh di Tengah Krisis Global

Kompas.com - 12/12/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEKARANG kita mendekati akhir tahun 2022. Sayangnya, pada saat yang sama dunia tidak berada dalam kondisi yang lebih baik daripada ketika tahun ini dimulai.

Tatkala negara-negara di dunia masih berjuang untuk bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19, agresi militer Rusia ke Ukraina terus berlanjut sehingga semakin mengancam stabilitas ekonomi dan politik secara global.

Sementara itu, pusat kekuatan global baru, China, masih menerapkan serangkaian kebijakan karantina ketat, akibatnya banyak aktivitas ekonomi dan bisnis ditangguhkan.

Selain itu, perubahan iklim juga menampakan efek berbahaya. Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, badai semakin sering terjadi sehingga kian mengancam kehidupan manusia secara global, dan orang miskin yang paling terkena dampaknya secara tidak proporsional.

Gabungan dari peristiwa-peristiwa tersebut memunculkan tiga varian baru ancaman. Pertama adalah krisis pangan, kedua krisis energi, dan ketiga adalah krisis keuangan global akibat kenaikan inflasi di banyak negara.

Tangguh menghadapi tantangan

Meskipun demikian, Indonesia tampaknya cukup tangguh menghadapi berbagai tantangan. Bahkan tampaknya Indonesia juga benar-benar siap untuk memasuki era ledakan ekonomi baru.

Dalam rangka mengatasi krisis pangan, pemerintah terus mendorong terwujudnya swasembada pangan.

Indikatornya, pemerintah telah membangun infrastruktur yang masif di sektor pangan. Antara lain 35 unit bendungan, 10.035 hektar daerah irigasi, rehabilitasi terhadap 152.615 hektar jaringan irigasi, pembangunan 21 embung, dan pembangunan 157 km tanggul pengendali banjir dan pengamanan pantai.

Berkaitan dengan energi, pemerintah telah mengantisipasi dengan menyiapkan kebijakan, salah satunya adalah Program Mandatori B30 yang mewajibkan semua bahan bakar diesel di Indonesia memiliki campuran minimal 30 persen biodiesel dan 70 persen Solar.

Dalam konteks krisis keuangan global khususnya inflasi, pemerintah telah mengumpulkan seluruh kepala daerah agar terlibat aktif dalam mengatasi inflasi. Salah satunya, memastikan subsidi atas distribusi barang agar tidak terjadi kelangkaan di daerah.

Bahkan ketika ketidakstabilan geopolitik di seluruh dunia mengguncang pasar dan ekonomi, para investor secara alami ingin mendekati Indonesia, hendak menemukan peluang yang stabil dan kuat yang siap untuk pertumbuhan.

Indonesia, pasar terbesar Asean dan rumah bagi lebih dari 276 juta penduduk, memiliki fundamental ekonomi makro yang kuat.

Sejak tahun 2000, negara ini memiliki rata-rata pertumbuhan PDB tahunan hampir 5 persen dan sekarang telah sepenuhnya keluar dari dampak pandemi dengan belanja konsumen yang benar-benar meningkat relatif terhadap tingkat pra-pandemi.

Data BPS menunjukkan, pada triwulan ke-3 2022, ekonomi Indonesia bertumbuh 5,72 persen year-on-year (YoY). Dibandingkan triwulan sebelumnya, ekonomi juga tumbuh sebesar 1,81 persen.

Secara kumulatif dari triwulan ke-1 hingga triwulan ke-3 tahun 2022, dibandingkan periode yang sama tahun 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen.

Di bidang investasi asing langsung dan investasi langsung dalam negeri, Indonesia tetap solid, secara kolektif tumbuh sebesar 35,5 persen tahun-ke-tahun (yoy) pada Q2 tahun 2022.

Perekonomian Indonesia mulai pulih dan tumbuh lebih kuat karena mampu menyerap 4,25 juta pencari kerja.

Terjadi pula peningkatan angkatan kerja sebanyak 3,57 juta orang, berdasarkan survei pada Agustus 2022. Walaupun masih ada sejumlah tenaga kerja yang menganggur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com