JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan, bangunan yang dbangun dengan konstruksi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) bisa tahan gempa.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto karena 2 sekolah yang memiliki konstruksi RISHA di Cianjur tidak mengalami kerusakan setelah diguncang gampa bermagnitudo 5,6 pada 21 November 2022.
"Pada tahun 2020, sekolah ini direhabilitasi dan direnovasi dengan menggunakan teknologi RISHA dan alhamdulillah relatif aman, hampir tidak ada kerusakan sedikitpun. Kalau ada hanya kerusakan arsitektural, namun secara struktur aman," kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto dikutip dari siaran pers Kementerian PUPR, Senin (12/12/2022).
Sejak beberapa tahun lalu, Kementerian PUPR telah merenovasi 12 sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. Pekerjaan dilaksanakan selama 180 hari kerja dengan nilai kontrak sebesar Rp 23,6 miliar.
Dua di antara 12 sekolah itu dibangun dengan konstruksi RISHA yaitu SDN Cibantala 1 dan SDN Kidang Kencana.
Iwan menjelaskan, metode RISHA tidak hanya dapat diterapkan pada pembangunan rumah, tetapi juga pada fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos).
"Kami menyadari bahwa Cianjur, khususnya Jawa Barat merupakan daerah rawan bencana. Maka dalam perencanaan pembangunan, sekolah ini didesain sebagai bangunan tahan gempa. RISHA tidak hanya dapat dibangun untuk rumah, tetapi juga kita bangun untuk fasum fasos," ujarnya.
Baca juga: PUPR Siapkan 200 Unit Rumah Risha untuk Korban Gempa Cianjur
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah menerapkan metode RISHA untuk pembangunan fasum fasos di beberapa lokasi rawan gempa di Indonesia. Seperti di Lombok, Aceh, Nias, Mentawai, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Pada pasca gempa Lombok, selain sekolah, madrasah, masjid, dan pasar, beberapa balai warga juga kami bangun dengan teknologi RISHA. Dan Alhamdulillah aman dari bahaya gempa. Termasuk di Aceh, pada tahun 2016 lalu ada 21 sekolah, di Nias 2020 - 2021 ada 91 sekolah, di Mentawai ada 30 sekolah, Sulawesi Barat pasca gempa ada 147 sekolah dan madrasah, dan di NTT dibangun juga," papar Iwan.
Ke depannya, kata Iwan, Kementerian PUPR terus berupaya untuk memperbanyak pembangunan sekolah dengan penerapan teknologi RISHA.
"Saat ini prototipe sekolah dengan penerapan teknologi RISHA sudah ditetapkan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 47 / 2019 sebagai desain prototype pembangunan sekolah. Dimana menurut Kemendikbudristek, disebut sebagai sekolah yang ramah terhadap gempa," pungkasnya.
Baca juga: Kemenhub Kembali Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Gempa Cianjur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.