BI Proyeksikan Kredit Perbankan 2023 Tumbuh hingga 12 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan penyaluran kredit perbankan nasional pada tahun 2023 dan 2024 akan lebih optimistis dari tahun ini.

Pada 2022, target BI atas pertumbuhan kredit 2022 sebesar 9-11 persen. Target tersebut merupakan hasil revisi dari target semula yang hanya 6-8 persen

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit 2023 dan 2024 akan ditopang oleh stabilitas sistem keuangan yang terjaga dengan kecukupan modal perbankan yang lebih dan likuiditas yang lebih dari cukup.

"Pertumbuhan kredit kami perkirakan 10 sampai 12 persen pada tahun 2023 dan 2024," ujarnya saat acara ISEI Cabang Jakarta, Rabu (14/12/2022).

Baca juga: Pembeli Meikarta Minta Pembatalan Kredit, Bank Nobu Buka Suara

Oleh karenanya, BI akan terus bersinergi dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar likuiditas tetap longgar.

Salah satunya, BI memberikan insentif giro wajib minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas seperti UMKM, ekonomi inklusif, dan ekonomi hijau.

Bi juga menerapkan kebijakan makroprudensial yang longgar untuk mendorong kredit dan pembiayaan bagi dunia usaha berupa down payment (DP) 0 persen untuk kredit properti dan kredit motor agar tetap berlaku hingga akhir 2023.

Sementara dari sisi pemerintah, pemerintah akan memstimulus penyaluran kredit dengan memberikan subsidi kepada kredit usaha rakyat (KUR).

Sementara OJK telah memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit terdampak pandemi Covid-19 untuk sektor usaha yang belum pulih, daerah tertentu, dan UMKM.

"Sinergi dengan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) untuk terus mendorong kredit dan pembiayaan bagi dunia usaha dan menjaga stabilitas keuangan," ucapnya.

Sebagai informasi, BI mencatat oertumbuhan kredit pada Oktober 2022 sebesar 11,95 persen secara tahunan (year on year/yoy), ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan hampir seluruh sektor ekonomi. Sedangkan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang sebesar 18,4 persen yoy.

Baca juga: OJK Berlakukan Batas Maksimal Baru Pemberian Kredit untuk BPR dan BPRS