NEW YORK, KOMPAS.com - Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Rabu (4/12/2022) waktu setempat, kembali menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi di kisaran 4,25-4,50 persen.
Dilansir dari BBC, besaran kenaikan itu menjadi lebih kecil dari kenaikan sebelum-sebelumnya. Meski demikian, tingkat Fed Funds Rate 4,25-4,50 persen ini menjadi yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir.
The Fed memperingatkan akan ada lebih banyak kenaikan untuk mengendalikan laju inflasi yang cepat. Perkiraan The Fed, suku bunga utama bank bisa di atas 5 persen hingga setahun kemudian.
Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Terus Naik, Bagaimana Nasib Cicilan KPR?
Namun The Fed mulai bergerak hati-hati, sembari melihat tanda-tanda inflasi yang kemungkinan akan mereda.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, bank ingin memperlambat kenaikan untuk melihat bagaimana ekonomi menanggapi dampak kumulatif dari kenaikan sebelumnya yang telah meningkatkan biaya hipotek (KPR), pinjaman mobil dan bisnis, dan utang kartu kredit.
Pergerakan bank sedang diawasi dengan ketat di seluruh dunia karena AS mendorong pergeseran global ke biaya pinjaman yang lebih tinggi setelah bertahun-tahun suku bunga rendah yang mengikuti krisis keuangan.
Uni Emirat Arab dan Arab Saudi termasuk di antara negara-negara yang meningkatkan biaya pinjaman.
Bank of England, yang telah memperingatkan negara itu menghadapi rekor resesi terpanjangnya, diperkirakan akan mengumumkan kenaikan 0,5 persen pada hari Kamis, setelah menyetujui kenaikan yang lebih besar bulan lalu. Bank Sentral Eropa siap untuk langkah serupa.
Kenaikan Fed Funds Rate kali ini merupakan yang ketujuh kalinya sepanjang 2022, dengan total kenaikan 425 bps.
The Fed merespons inflasi di AS yang tetap mendekati level tertinggi 40 tahun, meskipun telah turun sejak mencapai puncak 9,1 persen pada bulan Juni, dibantu oleh penurunan biaya energi.
Powell mengatakan, ada kemungkinan inflasi AS akan membaik, tetapi akan membutuhkan bukti yang jauh lebih banyak untuk yakin bahwa itu berada di jalur penurunan yang berkelanjutan.
"Bagus untuk melihat kemajuan tetapi kami memiliki jalan panjang untuk kembali ke stabilitas harga," ujar Powell dikutip dari BBC, Kamis (15/12/2022).
Dengan menaikkan biaya pinjaman, The Fed berharap dapat mendinginkan aktivitas ekonomi dan meredakan tekanan yang mendorong kenaikan harga. Tetapi The Fed menghadapi risiko memicu penurunan ekonomi yang tajam di ekonomi terbesar dunia itu.
Baca juga: Melihat Angka Inflasi AS dan Pergerakan Suku Bunga The Fed
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.