NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia merosot 2 persen pada akhir perdagangan Kamis (15/12/2022) waktu setempat atau Jumat pagi WIB. Pergerakan harga minyak dipengaruhi kenaikan suku bunga bank sentral AS dan oleh prospek permintaan.
Mengutip CNBC, harga minyak berjangka Brent turun 1,69 dollar AS per barrel atau 2 persen menjadi 81,01 dollar AS per barrel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,77 dollar AS per barrel atau 2,3 persen menjadi 75,51 dollar AS per barrel.
"Harga minyak berada di bawah tekanan karena nada hawkish The Fed untuk kebijakan moneternya memicu kekhawatiran baru tentang pertumbuhan ekonomi, memperkuat nilai tukar dollar AS, dan menurunkan harga komoditas," kata analis CMC Markets Tina Teng.
Baca juga: Vivo Turunkan Harga BBM, Simak Perincian Harga Bensin di SPBU Swasta
Pada hari Rabu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih lanjut di tahun depan, bahkan ketika ekonomi tergelincir ke arah kemungkinan resesi. Sehari kemudian, Bank of England dan Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.
Sementara itu, di negara Tirai Bambu, ekonomi terbesar kedua di dunia itu banyak kehilangan tenaga kerja di November 2022, karena kinerja pabrik yang melambat dan penurunan penjualan ritel. Hal ini juga dipengaruhi oleh lonjakan kasus Covid-19 dan pembatasan yang meluas.
"Data penjualan ritel dan manufaktur China yang mengecewakan, menurunakan perkiraan bullish pasca pembukaan kembali ekonomi China," kata analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates.
Di sisi lain, sentimen penutupan pipa Keystone masih menekan pergerakan harga minyak. TC Energy Corp Kanada mengatakan akan melanjutkan operasi di bagian pipa Keystone, seminggu setelah kebocoran lebih dari 14.000 barrel minyak di Kansas.
"Harga minyak mentah turun lebih rendah karena pipa Keystone dimulai kembali. Harga minyak juga dipengaruhi potensi risiko resesi global setelah kebijakan suku bunga The Fed yang ketat,” kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.
Baca juga: Ada Ekspektasi Kenaikan Permintaan pada 2023, Harga Minyak Mentah Dunia Naik 2 Persen
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.