BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Kemenkop UKM dan Sido Muncul Bersinergi Kembangkan Rantai Pasok Bahan Baku Jamu dari Petani UMKM

Kompas.com - 17/12/2022, 10:17 WIB
Nada Zeitalini Arani,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) bersinergi dengan PT Industri Farmasi Dan Jamu Sido Muncul Tbk untuk mengembangkan rantai pasok komoditas bahan baku jamu dari petani hingga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Sinergi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat dan Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop-UKM Yulius serta disaksikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki di Kantor Sido Muncul, Jakarta, Jumat (16/12/2022).

Yulius mengatakan bahwa kerja sama tersebut menjadi langkah awal dalam memberdayakan koperasi dan UMKM yang merupakan bagian dari rantai pasok produksi Sido Muncul.

“Implementasi dari nota kesepahaman itu akan dikembangkan menjadi pilot project kemitraan dalam pengembangan bahan baku jamu di dua lokasi, yaitu Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, pada 2023 dengan melibatkan berbagai stakeholder,” ujar Yulius kepada Kompas.com, Jumat.

Adapun bahan baku jamu yang akan dikembangkan di Kabupaten Pemalang, adalah jahe, kencur, kapulaga, dan serai. Komoditas ini ditanam pada lahan seluas 14 hektare (ha) dengan melibatkan 70 petani melalui kerja sama dengan Koperasi Nafi Berkah Jaya yang berlokasi di Desa Penakir, Kecamatan Pulosari.

Sementara, di Kabupaten Bondowoso, akan dikembangkan komoditas jahe dan kunyit di atas lahan seluas 50-70 ha. Proyek ini melibatkan sekitar 100 petani di bawah naungan koperasi produsen Agro Farm Bondowoso.

Yulius melanjutkan, pihaknya akan memfasilitasi tenaga ahli untuk membantu petani koperasi, baik dalam bentuk pelatihan maupun pendampingan, yang dilakukan dari hulu sampai hilir.

Penandatanganan nota kesepahaman oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat dan Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop-UKM Yulius yang disaksikan Menkop UKM Teten Masduki di Kantor Sido Muncul, Jakarta, Jumat (16/12/2022) (Dok. Sido Muncul)Sido Muncul Penandatanganan nota kesepahaman oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat dan Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop-UKM Yulius yang disaksikan Menkop UKM Teten Masduki di Kantor Sido Muncul, Jakarta, Jumat (16/12/2022) (Dok. Sido Muncul)

Teten mengapresiasi Sido Muncul atas visi dan misinya dalam menumbuhkan keberlangsungan petani herbal. Oleh karena itu, ia meminta pelaku usaha kecil dan petani pemasok bahan baku Sido Muncul untuk bersatu dalam suatu organisasi, yakni koperasi.

"Ini yang kami ingin bangun, (yakni kerja sama) dengan kemitraan antara UMKM dan usaha besar agar ada transfer pengetahuan serta manajemen bisnis. Dengan demikian, UMKM bisa naik kelas dan berevolusi," ucap Teten.

Lebih dari itu, Teten menyebutkan bahwa kemitraan rantai pasok dapat menumbuhkan simbiosis mutualisme bagi pihak-pihak yang terlibat. Khusus UMKM, hal ini dapat meningkatkan produktivitas, pengetahuan teknologi, harga jual yang stabil, serta menciptakan nilai tambah produk.

“Sementara, untuk industri, rantai pasok bermanfaat terhadap efisiensi biaya, kepastian pasokan bahan baku, menjaga kepuasan pelanggan, serta peningkatan keuntungan,” tuturnya.

Konsisten dukung petani

Pada kesempatan tersebut, Irwan mengungkapkan bahwa pihaknya sudah sejak lama bekerja sama dengan para petani, seiring peningkatan penjualan produk.

“Saat ini, kami sudah bekerja sama dengan 160 petani rintisan, 20 petani binaan, dan 11 kelompok tani mandiri,” ujarnya.

Irwan menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya membeli bahan baku jamu dari para petani, tetapi juga memberikan pelatihan.

“Kami dengan petani itu bukan (hanya) membantu, melainkan kami juga membutuhkan mereka. Jadi, di hilirnya, kami punya UKM, di hulunya kami berusaha untuk membina,” tuturnya.

Kemudian, Irwan juga melihat bahwa industri jamu mengalami perkembangan luar biasa, yakni terhadap obat herbal dan rempah. Dengan demikian, kerja sama dengan Kemenkop-UKM melalui koperasi akan membantu kelompok tani agar lebih terorganisasi.

Sebagai informasi, kerja sama tersebut akan meliputi pembinaan dan pengembangan bagi kelompok tani melalui pelatihan, bimbingan, pendampingan, fasilitas proses produksi pascapanen, serta distribusi pemasaran.

“Kami berharap, petani rintisan, binaan, dan kelompok tani mandiri (yang telah bekerja sama) dibina untuk segera mendirikan koperasi sehingga komunikasi (juga) semakin mudah,” tutur Irwan.

Menurutnya, kerja sama tersebut juga akan membantu kelompok tani untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik.

“(Dengan demikian,) kelompok tani tersebut bisa semakin membesarkan usaha kami dan permintaan akan bahan baku jamu (berpeluang) semakin banyak,” jelasnya.

Penyerahan simbolis PO 4 ton simplisia jahe kering (Dok. Sido Muncul)Sido Muncul Penyerahan simbolis PO 4 ton simplisia jahe kering (Dok. Sido Muncul)

Pada kesempatan itu, Irwan juga menjelaskan bahwa saat ini, Sido Muncul mendapatkan rantai pasok sebanyak 60 persen dari petani dan 40 persen dari penyuplai.

“Mudah-mudahan, petani yang bergabung menjadi penyuplai kami bertambah, bukan saja jumlahnya banyak, melainkan (produknya) meningkat seiring dengan peningkatan bahan-bahan jamu,” ujarnya.

Sebagai informasi, pada kegiatan itu juga dilakukan penyerahan purchase order (PO) dari Sido Muncul kepada Ketua Kelompok Tani Nafi Berkah Jaya Sudir untuk pemesanan 4 ton simplisia jahe kering. 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com