Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Aturan yang Bikin Jokowi Dapat Rumah Gratis dari Negara

Kompas.com - 17/12/2022, 21:17 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mendapatkan hadiah dari negara berupa rumah yang berlokasi di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Hadiah itu (rumah Jokowi) akan diberikan usai masa jabatan Jokowi sebagai Presiden RI berakhir pada 2024.

Calon rumah Jokowi tersebut berada di lokasi yang sangat strategis, berada dekat di batas Kota Solo, juga berlokasi di Jalan Adi Sucipto yang punya akses langsung ke Bandara Adi Soemarmo dan Jalan Tol Solo-Kertosono.

Aturan yang mengatur pemberian rumah untuk mantan Presiden RI sebenarnya berasal dari regulasi lama, yakni UU Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden Serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Namun aturan tersebut baru benar-benar bisa direaliasikan di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pengadaan dan Standar Rumah Bagi Mantan Presiden Dan/atau Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Baca juga: Sebelum Jadi Presiden RI, Jokowi Lantang Kritik Kebijakan Impor Beras

Aturan tersebut dikeluarkan SBY di penghujung akhir masa jabatannya sebagai Presiden RI. Di mana dalam aturan tersebut, diatur lebih teknis pemberian rumah bagi mantan Presiden dan Wakil Presiden RI.

Beberapa hal teknis yang diatur antara lain jangka waktu pemberian rumah, luas tanah, dan kriteria rumah yang dibangun.

Dalam Pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa Mantan Presiden dan/atau Mantan Wakil Presiden yang berhenti dengan hormat dari jabatannya, diberikan sebuah rumah kediaman yang layak.

Rumah pemberian negara ini pun memiliki sejumlah kriteria, seperti mudah dijangkau dengan akses jalan memadai.

Baca juga: Dulu Malu, Kenapa Kini Jokowi Kembali Impor Beras?

Selain itu juga harus mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan mantan presiden dan mantan wakil presiden. Pembangunan rumah juga menggunakan dana dari APBN.

Rumah tersebut harus tersedia sebelum presiden atau wapres berhenti dari jabatannnya. Seluruh pajak dan biaya lainnya terkait kediaman tersebut akan ditanggung oleh negara.

Secara teknis, pengadaan tanah dan rumah Jokowi akan dilakukan oleh Kementerian Sekretariat Negara (Setneg). Rumah akan dibangun sebelum masa jabatan Presiden RI berakhir.

Sehingga saat pensiun nanti, mantan Presiden RI sudah bisa menempati rumah tersebut. Jokowi sendiri sejatinya bisa menerima rumah pada tahun 2019, namun hal itu ditunda lantaran ia kembali terpilih menjadi Presiden RI untuk kedua kalinya.

Baca juga: PG Colomadu, Simbol Kekayaan Raja Jawa-Pengusaha Pribumi era Kolonial

Dalam aturan turunan lainnya, juga diatur luas maksimal tanah yang dipakai sebagai rumah mantan Presiden RI yakni Peraturan Menteri Keuangan Nomor (PMK) 120/PMK.06/2022 Tentang Penyediaan, Standar Kelayakan, dan Perhitungan Nilai Rumah Kediaman Bagi Mantan Presiden Dan/Atau Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Dalam PMK itu, luas tanah untuk mantan Presiden RI maksimal adalah 1.500 meter persegi. Namun luas itu berlaku untuk kawasan DKI Jakarta.

Sementara untuk rumah Jokowi, dikabarkan akan menerima rumah di atas tanah seluas 3.000 meter persegi.

Mantan Presiden SBY sendiri sudah menerima rumah pemberian negara yang diserahkan negara pada tahun 2016.

Rumah SBY terletak di jalan Mega Kuningan Timur VII, Kuningan, Jakarta Selatan. Rumah tersebut tidak jauh dari mantan menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra dan di belakang Kedutaan Besar Qatar.

Baca juga: Impor Beras dan Janji Swasembada yang Berulang Kali Diucapkan Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com