Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentimen China, Harga Minyak Kembali Naik

Kompas.com - 20/12/2022, 07:53 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (19/12/2022) waktu setempat atau Selasa pagi WIB/waktu Indonesia. Pergerakan harga minyak didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi China.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 76 sen menjadi 79,8 dollar AS per barrel, sementara West Texas Intermediate AS naik 90 sen menjadi 75,19 dollar AS per barrel.

Optimisme pembukaan ekonomi China, dengan melonggarkan pembatasan Covid-19 menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga minyak. Hal ini juga mengalahkan kekhawatiran resesi gobal yang membebani permintaan energi, dan diperkirakan akan terjadi tahun depan.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun, Pertamina Review Penurunan Harga BBM Pertamax dkk

Naeem Aslam, analis di broker Avatrade mengatakan, rencana China sebagai importir minyak mentah utama dunia yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2023, membawa angin segar pada pergerakan harga minyak dunia.

“Tidak diragukan lagi bahwa permintaan dipengaruhi sentimen negatif. Namun, tidak semuanya negatif, karena China berjanji untuk melawan semua pesimisme tentang ekonominya, dan akan melakukan apa yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Naeem Aslam.

Menurut Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho, harga minyak mentah yang sempat memangkas keuntungan sebelumnya, mulai naik lagi dalam sesi perdagangan yang bergejolak.

“Kenyataannya di sini adalah, kita masih memiliki ketakutan akan resesi besar yang belum hilang. Akan sulit untuk mendapatkan keuntungan besar di sini,” kata Bob Yawger.

Harga minyak sempat melonjak menuju rekor tertinggi 147 dollar AS per barrel di awal tahun setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari awal tahun ini. Namun, adanya kekhawatiran resesi terus menekan harga minyak.

Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga pekan lalu dan masih akan berlanjut. Sementara itu, Bank of Japan mengubah sikap ultra-dovishnya ketika bertemu pada hari Senin dan Selasa.

"Prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut akan memukul pertumbuhan ekonomi di tahun baru dan dengan demikian mengekang permintaan minyak," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Baca juga: Kenaikan Suku Bunga The Fed Bikin Harga Minyak Dunia Turun 2 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com