Cita-cita infrastruktur Jokowi dihiasi dengan "nyaris kolapsnya" raksasa industri baja nasional karena kalah saing di satu sisi dan overproduction produk semen nasional di sisi lain. Plus, mengguritanya utang BUMN-BUMN infrastruktur tentunya.
Sangat aneh terasa bahwa di era infrastruktur justru industri strategis nasional sekelas Krakatau Steel berteriak kelimpungan dan produsen-produsen semen nasional mengalami pengecilan pasar secara signifikan karena minim keberpihakan yang berakibat gagal beradaptasi dan gagal memperbaiki daya saing.
Dan di sisi lain, memang begitulah efek geopolitik dan geoekonomi yang harus dipanen akibat liberalisasi ekonomi tidak bertuan seperti Indonesia, tanpa didukung oleh visi strategis penguatan kapasitas produksi nasional berbarengan dengan Pasal 33 UUD 1945 yang terlantar begitu saja.
Dalam kontek ini, kita akhirnya sangat bisa memahami mengapa Kwik Kian Gie sering berteriak miris melihat efek liberalisasi ekonomi nasional yang justru mengelabui kita dengan raihan angka-angka indiktor ekonomi makro di tengah rapuhnya fundamental industri dan agrikultur nasional.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.