JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan pihaknya menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menjadi rujukan produksi beras nasional. Menurutnya, BPS sudah merilis data bahwa produksi beras nasional masih mencukupi kebutuhan dalam negeri.
”Produksi beras kita sangat optimal sesuai dengan perencanaan. Saat ini luas lahan panen kita di atas 10 juta hektar. Dan produksinya sangat maksimal,” ujar Syahrul seusai menghadiri peluncuran Strategi Nasional Aksi Pencegahan Korupsi (Stranas PK) Tahun 2023 – 2024, di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Dia membeberkan, berdasarkan data BPS, produksi tahun 2022 diprediksi akan mencapai 32,07 juta ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 718.000 ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras pada 2021 dengan capaian 31,36 juta ton.
”Jadi kalau kita lihat data BPS, produksi beras aman, stoknya juga aman,” tegas Syahrul.
Baca juga: Bank Dunia: Harga Beras Indonesia Paling Mahal Se-ASEAN dalam 10 Tahun Terakhir
Sementara itu terkait importasi yang dilakukan Perum Bulog, SYL menilai hal itu dilakukan lantaran ada pertimbangan-pertimbangan yang lain.
"Ketersediaan beras dan panen kita sangat optimal sesuai perencanaan di atas 10,42 juta. Ketersediaan yang tercatat adalah ketersediaan terbesar tetapi BPS adalah rujukan kita semua oleh karena itu ketersediaan dari neraca pangan yang ada 12 komoditi teramsuk beras sangat aman," jelas dia.
"Bahwa ada pikiran lain untuk itu (impor) mungkin ada pertimbangan-pertimbangan dari negara," sambung dia.
Baca juga: Petani Sayangkan Keputusan Bulog Impor Beras
Sebagai informasi, sebanyak 5.000 ton beras impor asal Vietnam telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat kemarin (16/12).
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan beras impor itu dibeli dengan harga Rp 8.800 per kilogram. Sehingga, total biaya importasi ini diperkirakan mencapai Rp 4,4 triliun.
Adapun kebijakan impor tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) lantaran stoknya menipis.
Baca juga: Mengapa Impor Beras?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.