Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastikan Stok Beras Nasional Cukup, Mentan SYL: Kita Percaya Data BPS

Kompas.com - 20/12/2022, 14:40 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan pihaknya menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menjadi rujukan produksi beras nasional. Menurutnya, BPS sudah merilis data bahwa produksi beras nasional masih mencukupi kebutuhan dalam negeri.

”Produksi beras kita sangat optimal sesuai dengan perencanaan. Saat ini luas lahan panen kita di atas 10 juta hektar. Dan produksinya sangat maksimal,” ujar Syahrul seusai menghadiri peluncuran Strategi Nasional Aksi Pencegahan Korupsi (Stranas PK) Tahun 2023 – 2024, di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Dia membeberkan, berdasarkan data BPS, produksi tahun 2022 diprediksi akan mencapai 32,07 juta ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 718.000 ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras pada 2021 dengan capaian 31,36 juta ton.

”Jadi kalau kita lihat data BPS, produksi beras aman, stoknya juga aman,” tegas Syahrul.

Baca juga: Bank Dunia: Harga Beras Indonesia Paling Mahal Se-ASEAN dalam 10 Tahun Terakhir

Sementara itu terkait importasi yang dilakukan Perum Bulog, SYL menilai hal itu dilakukan lantaran ada pertimbangan-pertimbangan yang lain.

"Ketersediaan beras dan panen kita sangat optimal sesuai perencanaan di atas 10,42 juta. Ketersediaan yang tercatat adalah ketersediaan terbesar tetapi BPS adalah rujukan kita semua oleh karena itu ketersediaan dari neraca pangan yang ada 12 komoditi teramsuk beras sangat aman," jelas dia.

"Bahwa ada pikiran lain untuk itu (impor) mungkin ada pertimbangan-pertimbangan dari negara," sambung dia.

Baca juga: Petani Sayangkan Keputusan Bulog Impor Beras

 


Sebagai informasi, sebanyak 5.000 ton beras impor asal Vietnam telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat kemarin (16/12).

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan beras impor itu dibeli dengan harga Rp 8.800 per kilogram. Sehingga, total biaya importasi ini diperkirakan mencapai Rp 4,4 triliun.

Adapun kebijakan impor tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) lantaran stoknya menipis.

Baca juga: Mengapa Impor Beras?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com