Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Subsidi Mobil Listrik Rp 80 Juta, Indef: Larinya ke Luar Negeri

Kompas.com - 20/12/2022, 17:08 WIB
|

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik sebesar Rp 80 juta untuk mobil listrik dan Rp 8 juta untuk motor listrik.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengkritik rencana pemerintah menyubsidi mobil listrik lantaran saat ini baterai kendaraan listrik masih impor.

"Saya juga termasuk mengkritik itu untuk mobil listrik. Sebenarnya mobil listrik bagus, mengurangi fosil. Tapi masalahnya adalah ekosistem Electric Vehicle (EV) belum sampai pada posisi kita membutuhkan subsidi," ujar Tauhid di Jakarta, Senin (20/12/2022).

Baca juga: Soal Subsidi Mobil Listrik, Pengamat: Bukan Semata-mata Memberikan Subsidi bagi Orang Kaya

"Misalnya begini, kalau kita memberikan subsidi Rp 80 juta itu harusnya ada industri dalam negeri yang sudah berkembang. Misalnya kita produksi nikel baterai tapi baru 2026 diproduksi. Sementara sekarang baterai masih impor," sambung dia,

Menurut dia, bila subsidi diberikan saat ini, maka subsidi tersebut larinya ke industri luar negeri. Padahal kata Tauhid, seharusnya subsidi itu masuk ke industri dalam negeri sehingga bisa berkembang.

"Otomatis kalau subsidi larinya tidak ke industri dalam negeri tapi ke luar negeri. Kecuali tadi, kita sudah ada produksi baterai, selama subsidi tapi pakai baterai dalam negeri lah. Ini kan belum jadi, baterai masih dari luar negeri," kata Tauhid.

Oleh sebab itu dia menilai daripada subsidi diberikan untuk kendaraan listrik, lebih baik subsidi yang digelontorkan diberikan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah.

Baca juga: Subsidi Kendaraan Listrik, Ketua Banggar DPR RI: Tidak Ada Alokasi di APBN 2023


"Tentu kita mendorong subsidi ini lebih tepat sasaran untuk orang yang tidak mampu. Kalau yang diberikan ke masyrakat atas buka menengah atas, kalau menengah biasa harganya di bawah Rp 150 juta ke bawah. Ini kan rata-rata di atas Rp 300 juta mobilnya (mobil listrik). Akan lebih baik kalau ada (subsidi) ya ke roda dua (motor listrik)," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rencana subsidi kendaraan listrik masih dalam pembahasan, sehingga besaran nilai insentif yang akan diberikan pun belum final.

"Saya sudah mengikuti itu. Seperti yang sudah saya sampaikan, kita akan menghitung," ujarnya saat ditemui di DPR RI, Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Bendahara negara itu menjelaskan, pemerintah juga sedang memperhitungkan dukungan untuk pembangunan industrinya, sehingga dukungan untuk sektor ini tidak hanya subsidi harga tetapi juga industrinya.

Baca juga: Bocoran Luhut Soal Subsidi Motor Listrik: Tidak Jauh dari Thailand dan Vietnam

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+