Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Banyak Aset Negara Menganggur, Dipikir Saya Enggak Tahu

Kompas.com - 21/12/2022, 12:13 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan banyak aset negara yang tidak digunakan atau menganggur, termasuk aset negara di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Salah satu hal yang sangat berat adalah bahwa kita ini terlalu banyak membiarkan aset-aset negara menjadi aset-aset yang tidur, dan aset-aset yang nganggur, tidak produktif," ungkapnya di agenda Outlook Perekonomian Indonesia 2023, Rabu (21/12/2022).

"Dibangun gedung, dibiarkan nganggur, disewakan juga tidak, dipakai juga tidak. Hal-hal seperti ini harus kita hentikan, berhenti. Dibelikan peralatan, tidak dioperasionalkan ditumpuk di gudang banyak itu. Coba cek di dinas-dinas, di BUMN banyak sekali. Dipikir saya enggak tahu, tahu," lanjut dia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Mereda, Jokowi: Mungkin Akhir Tahun Akan Dinyatakan PPKM Berhenti

Salah satu aset tersebut yakni lahan yang izinnya telah diberikan oleh Kementerian Investasi dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut Jokowi, lahan tersebut tidak dimanfaatkan sebagaimana yang diajukan oleh pengajunya.

"Kementerian memberikan izin pada swasta maupun BUMN, diberi izin konsesi 20 tahun dibiarkan, enggak diapa-apain, 15 tahun enggak diapa-apain, 10 tahun enggak diapa-apain. Kalau saya sudah saya perintahkan pada Menteri Investasi, Menteri ESDM, sudah dicabut saja konsesinya," ucap Jokowi.

Saat ini kata Jokowi, sebanyak 2.078 izin lahan telah dicabut. Ia ingin lahan terbengkalai tersebut diberikan kepada masyarakat yang serius memanfaatkannya sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian.

Baca juga: Jokowi: KUR Klaster Perkuat UMKM untuk Jaga Pertumbuhan Ekonomi


"Berikan kepada yang memiliki kemampuan dan lahan itu menjadi lahan produktif, aset itu menjadi aset produktif. Sehingga kemarin dicabut 2.078 konsesi-konsesi baik konsesi hutan maupun konsesi tambang, cabut dan berikan kepada yang memiliki kemampuan baik finansial, kemampuan SDM untuk menggarap aset-aset itu menjadi aset-aset yang produktif. Sehingga memberikan dampak yang positif pada ekonomi kita," ujarnya.

Selain itu, dia juga menyesalkan anggaran negara yang telah disalurkan justru tidak produktif. Ke depan, Jokowi ingin anggaran tersebut harus memberikan manfaat terhadap perekonomian.

"Inilah hal-hal yang menyebabkan kita tidak produktif, dimulai hal-hal seperti ini. Atau membeli alat yang sebetulnya tidak diperlukan juga banyak pembelanjaan hal-hal yang tidak produktif seperti ini. Kembali lagi, kemampuan domestik kita harus betul-betul kita garap," kata Jokowi.

Baca juga: Bagikan KUR, Jokowi Senang Warung-warung Makan Masih Buka dan Ramai hingga Malam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com