Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alja Yusnadi
Mahasiswa Doktoral Ilmu Ekonomi Pertanian IPB University

Peminat isu agribisnis, ekonomi-politik, sosial.

Membangun Hubungan yang Setangkup Pusat dan Daerah

Kompas.com - 22/12/2022, 10:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kabupaten/kota dalam aturan terbaru ini dibagi menjadi dua model; yang berbatasan langsung dengan daerah penghasil mendapat 3 persen dan kabupaten/kota lainnya mendapat 3 persen. Sisanya 1 persen untuk kabupaten/kota pengolah.

Itu untuk minyak bumi yang dihasilkan dari wilayah darat dan wilayah laut sampai dengan 4 mil dari garis pantai.

Sementara itu, untuk minyak bumi yang dihasilkan dari wilayah laut di atas 4 mil dari garis pantai sampai dengan 12 mil dari garis pantai ditetapkan 5 persen untuk provinsi penghasil, 9,5 persen untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan, dan 1 persen untuk kabupaten/kota pengolah. Dari dua skema tersebut, pusat tetap memiliki porsi yang paling besar.

Dalam bagi hasil, setidaknya ada dua hal yang menjadi perhatian serius. Pertama, mengenai angka, apa argumentasi logisnya pusat mendapat porsi yang sangat besar.

Kedua, bagaimana angka pembagian itu bisa diketahui oleh daerah. Selama ini, daerah hanya menerima saja konsekuensi dari pembagian itu, tanpa pernah tahu dari mana angka-angka persentase itu muncul.

Sebaiknya, selain perhitungan politis, penting juga melakukan pendekatan dialogis dan partisipatif.

Pusat harus melibatkan daerah dalam proses penyusunan regulasi itu, termasuk perhitungan persentase untuk daerah. Daerah harus mengetahui detail perhitungan pembagian itu. Jangan hanya menjadi “rahasia” Kementrian Keuangan saja.

Masalah berikutnya dari daerah penghasil sumber daya alam ini adalah kemiskinan. Lihat bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat yang ada di daerah sekitar pertambangan. Sangat timpang, bukan hanya di Meranti, kebanyakan masyarakat di sekitar pertambangan hidupnya sangat memprihantinkan, miskin.

Penambangan sumber daya alam yang secara agregat dapat meningkatkan neraca perdagangan ternyata gagal dalam mensejahterakan kehidupan yang ada di sekitar pertambangan. Dalam hal ini dosanya bukan saja milik pusat, tapi juga daerah.

Berkaca dari peristiwa Meranti, pusat harus memikirkan dua hal: Pertama, bagaimana merumuskan angka bagi hasil yang lebih adil dengan daerah.

Kedua, merumuskan kebijakan untuk mempercepat pengurangan angka kemiskinan, mengurangi ketimpangan.

Selebihnya, bangunlah hubungan yang setangkup antara pusat dengan daerah, agar kasus Bupati Meranti tidak diikuti oleh Bupati dari Aceh, Papua, Nusa Tenggara, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, apalagi kalau sampai mengangkat senjata.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com