Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Incar DHE Parkir Lebih Lama di RI, BI Akan Terbitkan Instrumen Operasi Moneter Valas Baru

Kompas.com - 23/12/2022, 05:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengeluarkan instrumen operasi moneter valuta asing (valas) baru agar dapat menarik para eksportir untuk memarkirkan lebih lama devisa hasil ekspornya (DHE) ke dalam negeri.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan ini dilakukan dengan memberikan imbal hasil yang kompetitif dibandingkan dengan yang diterima eksportir jika menaruh devisa hasil ekspornya di luar negeri.

Tentunya instrumen kebijakan moneter ini akan dilakukan berdasarkan mekanisme pasar yang transparan disertai dengan pemberian insentif kepada bank.

Baca juga: BI Perpanjang Relaksasi Utang Kartu Kredit untuk Jaga Pemulihan Ekonomi

"Sebagian besar devisa hasil ekspor SDA (sumber daya alam) telah masuk di dalam negeri, masalahnya bagaimana ini bisa di dalam negeri lebih lama. Karena itu, kami menerbitkan instrumen operasi moneter valas yang baru," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (22/12/2022).

Dia menjelaskan, melalui instrumen operasi moneter valas yang baru ini, perbankan dapat meneruskan simpanan dari devisa hasil ekspor para eksportir ke BI dengan mekanisme pasar dan imbal hasil yang menarik.

“Misalnya untuk tenor 1 bulan, rata rata suku bunga di luar negeri 3,7 persen,supaya menarik investor dari pada simpan di luar negeri, simpan saja di Indonesia karena tetap mendapatkan (imbal hasil) 3,7 persen,” jelasnya.

Baca juga: Pemerintah Berencana Setop PPKM, Gubernur BI: Berdampak Positif Pada Ekonomi RI

Lebih lanjut dia menjelaskan mekanismenya, BI akan melakukan lelang dengan menawarkan term deposit valas (TDV) di mana pemenang lelang kan mendapatkan imbal hasil sekitar 3,75-4 persen.

Namun, besaran imbal hasil ini tergantung bidding dari perbankan sehingga perbankan bisa mendapatkan spread dari para eksportir.

"(Imbal hasil) dari BI tergantung pemenang lelangnya 3,75-4 persen yang akan dapatkan spread," kata Perry.

Dia menjamin selama proses tersebut, mekanisme yang dijalankan akan transparan, kompetitif, dan terbuka bagi seluruh bank dan eksportir.

Dengan adanya instrumen baru ini, BI berharap para eksportir akan menahan devisa hasil ekspornya di perbankan lebih lama 1 sampai 3 bulan. Dengan demikian, stabilitas nilai tukar rupiah dan pemulihan ekonomi nasional akan semakin kuat.

"Kami meyakini ini akan semakin meningkatkan pasokan valas di dalam negeri dan kemudian mendukung stabilitas makro ekonomi dan PEN karena perbanakn juga likuiditasnya akan bertambah baik," tuturnya.

Baca juga: Melambat, BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Hanya 2,6 Persen pada 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com