Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM Usul Subsidi Motor Listrik dalam Bentuk Konversi

Kompas.com - 23/12/2022, 17:40 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengusulkan agar subsidi atau insentif motor listrik dilakukan dengan mengkonversi motor bekas, atau motor-motor tua yang banyak dipakai di pelosok-pelosok.

“(Usulan) kalau Kementerian ESDM sendiri, kita lebih ke konversi motor tua saja, karena ini bisa mengurangi konsumsi BBM, dan mengurangi emisi,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (23/12/2022).

Menurut dia, konversi motor tua ke listrik dapat mengurangi penggunaan atau konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di tanah air, sekaligus dapat menguragi emisi.

Baca juga: Bocoran Luhut Soal Subsidi Motor Listrik: Tidak Jauh dari Thailand dan Vietnam

Arifin mengatakan, subsidi melalui skema konversi itu dapat mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Arifin juga mengatakan, dia sempat melakukan survei kecil dua tahun lalu terkait konversi motor BBM ke listrik.

“Kita ingin yang lebih menarik (insentif) untuk kendaraan konversi. Kita kan pernah melakuan survei kecil dulu, kepada beberapa golongan, guru, petani, beberapa masyarakat, responsnya kalau (subsidi) konversi Rp 5 juta mereka sanggup,” ungkapnya.

Namun demikian, Arifin mengatakan pada saat survei itu dilakukan, harga-harga komoditas tidak seperti saat ini. Ia menuturkan bahan baku motor listrik saat ini, terutama baterai mengalami kenaikan.

“(Dulu) gap-nya cuma sekitar Rp 12-14 juta, untuk melakukan konversi kendaraan listrik, ya sekitar Rp 8 juta lah kira-kira. Makanya, kita mendorong industri dalam negeri untuk bisa men-develop produk sendiri, secara massal bisa mencapai target angka yang masuk anggaran, jadi ya kita takarannya (insentif) di kisaran segitu anggarannya,” jelas Arifin.

Baca juga: MTI Nilai Ojol Tak Tepat Jadi Sasaran Subsidi Motor Listrik


Saat ditanya apakah nilai subsidi konversi kendaraan listrik nilainya lebih tinggi dibandingkan survei yang pernah dilakukan dua tahun lalu, Arifin tidak menjawab lebih rinci. Ia memastikan subsidi yang diberikan akan seusuai dengan anggaran yang ada.

“Kalau ada duitnya, oke-oke aja. Kita kan melihatnya secara keseluruhan, kan masyarakat ini juga perlu sektor apa? Bansos? Anggarannya juga bisa untuk energi, pangan, dan semuanya perlu ada keseimbangan,” kata dia.

Arifin mengatakan, dengan jumlah kendaraan konvensional sebanyak 120 juta, maka dengan konsumsi BBM 1 liter saja sehari, bisa membakar minyak 800.000 barrel.

“800.000 barrel itu kalau sudah jadi BBM harganya berapa? Kalau harga minyak mentah 80 dollar AS per barrel, kali 800.000 barrel, artinya 64 juta dollar AS sehari. Coba dikali setahun, berapa tuh?” kata Arifin.

Menurut Arifin, jika nilai tersebut bisa digantikan untuk keperluan lain yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, tentunya akan lebih bijak.

“Kalau bisa diganti itu, bisa berapa banyak dana yang bisa dipakai untuk yang lain,” ucap Arifin.

Baca juga: Menhub: Motor Listrik Lebih Irit 75 Persen Dibandingkan Motor BBM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com