Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Uang adalah benda yang menyengkan tapi bisa juga menjadi malapetaka. Keadaan terakhir bisa terjadi jika kita tak bisa mengelola keuangan dengan baik, misalnya punya banyak utang atau pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan.
Biasanya, first jobbers kerap mengalami masalah itu. Pasalnya, mereka terkadang terlalu bersemangat saat mendapat gaji pertama. Ada pula yang memaksakan gaya hidup sesuai teman-teman kantor padahal gaji yang diterima hanya cukup memenuhi kebutuhan primer.
Kesalahan manajemen keuangan ini juga dijelaskan dalam siniar Obsesif musim ketujuh episode “Kesalahan Manajemen Keuangan First Jobbers” dengan tautan akses dik.si/ObsesifAnimoE5 yang bekerja sama dengan akun Instagram @animolife.
Lantas, apa saja kesalahan keuangan yang harus diwaspadai?
Saat mendapatkan gaji pertama, first jobbers terkadang terlena untuk membelanjakan uang mereka. Selain itu, barang yang dibeli pun tak sesuai dengan gaji mereka. Alhasil, pengeluaran pun jadi lebih besar dari penghasilannya.
Baca juga: Apa Saja Stereotip Masyarakat terhadap Mahasiswa?
Untuk mengatasinya, kita harus bisa menahan diri untuk tak mengikuti gaya hidup orang lain dan mengatur kembali pengeluaran. Misalnya, dengan membatasi uang untuk belanja sebesar Rp1 juta per bulan.
Banyak first jobbers yang luput untuk membuat catatan keuangan. Mereka menganggap bahwa gaji yang mereka miliki sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akan tetapi, saat ada pengeluaran yang tak diketahui, tentu saja ini bisa jadi masalah.
Mencatat keuangan penting dilakukan karena bisa membantu first jobbers untuk mengetahui detail pengeluaran dan pemasukan. Hal ini juga bisa mengingatkan kita untuk membatasi tingkat konsumtif.
Kita bisa memanfaatkan Excel untuk mencatat keuangan. Bahkan, kini tersedia berbagai aplikasi pencatat keuangan yang bisa membantu kita untuk mengkategorikan pemasukan dan pengeluaran.
Sebagai first jobbers, beradaptasi dengan teman-teman kantor adalah hal yang harus dilakukan. Untuk bisa berbaur, beberapanya bahkan memaksakan gaya hidup yang tak sesuai dengan gaji.
Hal inilah yang membuat mereka terkadang berutang atau menggunakan fitur Pay Later. Padahal, memiliki utang adalah pemborosan uang. Kita juga jadi tak bahagia menghabiskan uang karena hanya berorientasi pada orang lain.
Selain itu, utang yang memiliki bunga tentu berbahaya, terlebih jika pekerjaan kita masih berstatus kontrak.
Belanja secara impulsif adalah perilaku yang membuat kita membeli sesuatu yang tidak direncanakan. Misalnya, saat melihat suatu barang diskon, kita buru-buru membelinya karena takut kehabisan. Padahal, di bulan tersebut, barang itu pun masih tersedia.
Baca juga: 5 Peluang Investasi yang Bisa Dipilih Saat Resesi 2023
Jika perlu mengeluarkan uang, sebaiknya buatlah daftar prioritas. Selain itu, penting untuk menahan diri untuk tak membeli barang-barang yang tak diperlukan.