Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny P Sasmita
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution

Penikmat kopi yang nyambi jadi Pengamat Ekonomi

Disrupsi Kereta Cepat

Kompas.com - 24/12/2022, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Santer dikabarkan bahwa Argo Parahyangan, layanan kereta api eksekutif Jakarta-Bandung, akan menjadi korban pertamanya.

Tapi nampaknya tak ada masalah bagi BUMN PT. KAI yang mengoperasikan Argo Parahyangan. Pasalnya, PT. KAI adalah salah satu pemegang saham terbesar kereta cepat Jakarta-Bandung.

Boleh jadi bagi PT. KAI, keputusan menutup Argo Parahyangan untuk menoleransi eksistensi kereta cepat adalah pilihan bisnis yang masuk akal.

Sebut saja dalam istilah bisnis apa yang dilakukan PT. KAI adalah "hedonic adjustment" alias peningkatan kualitas produk. Atau dalam bahasa Schumpeter, "creative destruction".

Ya, ibarat sekuensi produk Iphone 6 ke Iphone 7 lalu ke Iphone 8, 9,10,11 dan seterusnya. Tak masalah pakai layanan kredit atau Paylater dari aplikasi ecommerce yang pemilik saham utamanya adalah Ali Baba, yang penting bisa pakai Iphone terbaru.

Tapi lagi-lagi pertanyaanya, apakah masuk akal secara bisnis? Boleh jadi masuk akal. Kereta cepat Jakarta Bandung menarget pasar sekitar 31.000 penumpang per hari. Sementara Argo Parahyangan hanya mengantongi rerata 11.000 penumpang per hari.

Dari mana sisanya? Jawabannya, pengguna kendaraan pribadi yang melewati jalan Tol Jakarta Bandung dan pengguna travel premium.

Sebut saja 11.000 penumpang Argo Parahyangan bermigrasi ke kereta cepat, lalu Argo Parahyangan menjadi "almarhum".

PT. KAI kehilangan bisnis kereta eksekutif Jakarta-Bandung, pembeli mobil pribadi dan pengguna tol mungkin berkurang, serta pengguna travel eksekutif juga demikian.

Sebagai gantinya, PT. KAI mendapat teknologi baru bernama kereta cepat dan mendapatkan sebagian besar proporsi saham yang menjadi bagian pemain dalam negeri (sekian persen dari 60 persen saham kereta cepat).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com