JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan yang bergerak pada bidang distribusi dan infrastruktur energi serta ekosistem kepelabuhan dan kemaritiman PT Humpuss Maritim Internasional (HUMI) memastikan kesiapannya menghadapi tantangan di tahun 2023 dengan berbagai strategi.
Direktur Utama HUMI Tirta Hidayat mengatakan, strategi perusahaan untuk menghadapi tantangan di tahun depan adalah dengan memastikan keandalan Sumber Daya Manusia (SDM) atau awak kapal, hingga kesiapan jasa sewa kapal.
“Melalui beberapa segmen usaha seperti mulai dari kebutuhan jasa sewa kapal, jasa shipping management hingga ketersediaan awak kapal termasuk pengembangan awak melalui Pusat Pelatihan Awak Kapal, kami yakin mampu menjawab tantangan industri yang semakin ketat kedepannya,” kata Tirta Hidayat dalam siaran pers, Senin (26/12/2022).
Baca juga: Kuartal I-2022, Humpuss Intermoda Transportasi Catatkan Kinerja Apik
Tirta mengatakan, permasalahan energi menajdi topik yang hangat, menyusul serangan militer Rusia ke Ukraina Februari lalu. Hal ini berdampak pada melonjaknya harga komoditas energi berbasis fosil seperti minyak mentah dunia. Di sisi lain, permintaan energi bersih di tingkat global, termasuk Indonesia, cenderung meningkat.
"LNG menjadi pilihan tepat dalam transisi energi Indonesia menuju energi bersih mendukung ekonomi Indonesia yang tangguh dan tumbuh. HUMI turut berpartisipasi dalam sejumlah proyek besar untuk menunjang industri hulu energi domestik,” tegasnya.
Melalui PT GTS Internasional Tbk (GTSI), HUMI berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair bernama FSRU Jawa Satu yang terletak di perairan Cilamaya, Jawa Barat.
Baca juga: GTSI Bidik Laba Bersih Rp 85,49 Miliar hingga Akhir 2022
Infrastruktur pendukung LNG itu pun memiliki peran yang strategis untuk menyuplai bahan baku bagi pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa Satu yang memiliki kapasitas produksi listrik mencapai 1.760 mega watt (MW) untuk wilayah Jawa dan Bali.
Keterlibatan GTSI dalam FSRU Jawa Satu pun juga berdampak secara positif bagi aspek lingkungan. Pengoperasian PLTGU terbukti memiliki dampak yang minim bagi lingkungan jika dibandingkan dengan pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang merupakan salah satu kontributor besar penghasil gas rumah kaca (GRK).
“Kami memiliki SDM awak kapal yang berpengalaman, kompeten dan tersertifikasi. Kami juga melakukan pemeliharaan kapal secara reguler sebagai salah satu kunci efektivitas dan menjamin ketepatan waktu dalam pengiriman muatan,” jelasnya.
Baca juga: Tahun Masih Lalu Rugi, Emiten Pelayaran GTSI Akhirnya Raup Laba
Tirta memaparkan, lini bisnis jasa manajemen kapal (ship management) menjadi salah satu keunggulan HUMI. Dia bilang, operasional kapal untuk kepentingan aktivitas minyak dan gas ini membutuhkan tingkat kompleksitas operasional dan teknikal yang sangat tinggi serta aspek quality, security, safety, health & environmental (QS-SHE) yang tidak dapat dikompromi.
Untuk itu, HUMI memberikan perhatian lebih kepada awak kapal yang disediakan dan ditempatkan untuk para prinsipal atau pelanggan. Seluruh awak kapal wajib bersertifikasi sesuai dengan standar yang diminta oleh prinsipal.
“Karena tanpa awak kapal yang mempunya skill dan tersertifikasi, maka operasional kapal tidak dapat berjalan dengan baik. Itulah yang membuat pelayanan HUMI berbeda dengan perusahaan sejenis lainnya,” tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.