Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2022: Kenaikan Harga BBM Diiringi Isu Turunnya Kualitas Pertalite

Kompas.com - 28/12/2022, 14:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar mendapat sorotan sepanjang tahun 2022. Pasalnya, kebijakan ini diambil mempertimbangkan kenaikan harga minyak mentah dunia.

Kenaikan harga BBM subsidi diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu (3/9/2022), setelah sebelumnya isu tersebut ramai dibicarakan. Kenaikan harga Pertalite dan Solar inipun hanya selang satu jam usai pengumuman Presiden tersebut.

Kala itu, harga Pertalite dari sebelumnya Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter. Sementara itu, solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax, dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Baca juga: Sambut Tahun Baru, Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Jawa-Bali Aman

Jokowi mengatakan, kenaikan harga BBM subsidi harus dilakukan mengingat gejolak yang terjadi pada harga minyak mentah dunia. Di sisi lain, data menunjukkan penyaluran BBM subsidi yang sebelumnya 70 persen dinikmati oleh masyarakat mampu, sehingga dinilai tidak tepat sasaran.

“Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Sebenarnya, pemerintah ingin harga minyak di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari anggaran APBN,” kata Jokowi di Jakarta.

Jokowi mengatakan, penyaluran subsidi BBM yang tidak tepat sasaran, sebelumnya membuat anggaran subsidi dan kompensasi dari APBN naik tiga kali lipat, dan hal itu akan naik terus jika pemerintah tidak segera mengambil keputusan tepat.

Baca juga: MyPertamina Dinilai Bisa Jadi Alat Kendali Penyaluran BBM Bersubsidi


“Anggaran subsidi dan kompensasi BBM 2022 meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun. Itu akan meningkat terus, dan lagi, dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu, pemilik mobil pribadi,” jelas Jokowi.

Menurut Jokowi, seharusnya uang negara diprioritaskan untuk memberikan subsidi pada masyarakat yang kurang mampu. Maka dari itu, kenaikan harga BBM subsidi tersebut juga disertai dengan BLT BBM sebesar Rp 150.000 yang diberikan selama 4 bulan. Pemerintah juga memberikan subsidi upah sebesar Rp 600.000 untuk pekerja dengan gaji dibawah Rp 3,5 juta.

“BLT BBM Rp 12,4 triliun yang diberikan kepada 20,6 juta keluarga kurang mampu Rp 150.000 per bulan, mulai diberikan bulan September selama 4 bulan. Pemerintah juga memberikan anggaran Rp 9,6 triliun untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan dalam bentuk BSU sebesar Rp 600.000,” lanjutnya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Tren Menurun, Mungkinkah Harga Pertalite Turun?

Seiring dengan kenaikan harga BBM subsidi tersebut, beberapa SPBU swasta mulai unjuk gigi karena menawarkan harga yang lebih murah. Salah satu SPBU swasta yang viral adalah SPBU Vivo. SPBU Vivo ramai diserbu masyarakat dengan jumlah antrean yang panjang.

SPBU Vivo kala itu mematok harga BBM Revvo89 atau BBM dengan kadar RON 89 seharga Rp 8.900 per liter. Tak butuh waktu lama, beberapa hari setelah Pertamina menaikkan harga Pertalite, SPBU Vivo juga ikut menaikkan harga menjadi Rp 10.900 per liter.

Isu kualitas Pertalite turun

Tidak sampai disitu, polemik soal BBM masih berlanjut, usai banyak yang memperdebatkan bahwa kualitas Pertalite menurun dan lebih boros semenjak harganya mengalami kenaikan pada 3 September 2022.

Hal ini disampaikan sejumlah warganet di media sosial Twitter hingga TikTok. Adapun di Twitter, hal ini disampaikan salah satunya oleh akun @RomitsuT.

Mohon maaf, terpaksa saya harus katakan apa yg saya alami soal BBM Partalite setelah kenaikan harga jadi 10.000. Bukan saja beban biaya bertambah 200-300 rb/bln namun ada yg terasa aneh dimana partalite nya kok cepat habis? Bahkan sekarang 1 hari saya harus isi 2x,” tulis akun tersebut.

Baca juga: Apa Benar Pertalite Boros Setelah Naik Harga, Ini Hasil Pengujian Lemigas

Dalam unggahan ini terdapat tangkapan layar percakapan WhatsApp yang menanyakan hal serupa dan mendapatkan jawaban yang sama-sama menyetujui anggapan tersebut. Adapun saat itu postingan tersebut telah disukai lebih dari 7.355 kali dan dibagikan lebih dari 2.274 kali.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com