JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja saham-saham bank digital sepanjang tahun ini kurang menggemberikan. Harga saham bank digital sejak awal tahun hingga Desember ini terkoreksi signifikan, bahkan besarannya mencapai double digit.
Anjloknya harga saham terjadi setelah pada 2021 saham-saham bank digital menikmati rally panjang. Namun, pada tahun ini investor mulai melihat, harga saham bank digital telah terlalu mahal atau overvalued, tercermin dari price to book value ratio (PBVR) masing-masing saham.
Lantas, bagaimana prospek saham bank digital pada tahun depan?
Baca juga: Buka-bukaan Bos Bank Jago soal Potensi Bank Digital
Kinerja keuangan bank digital yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menunjukan perbaikan. Sejumlah bank digital, seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) bahkan sudah mencatatkan laba bersih secara tahun berjalan.
Analis MNC Sekuritas Widi Tirta Gilang Citradi menilai prospek bank digital pada tahun depan masih menjanjikan. Namun, industri ini masih akan menghadapi tantangan seperti pelemahan daya beli masyarakat, inflasi, dan suku bunga tinggi.
"Apabila inflasi berhasil dijinakkan dan suku bunga acuan sudah mulai moderat, bank digital bisa berkibar lagi tapi dengan sejumlah syarat," ujar Tirta dalam keterangannya, Rabu (28/12/2022).
Baca juga: Rapor Bank Digital Kuartal III 2022: ARTO, BBHI, AGRO Raup Laba, BANK dan BBYB Masih Rugi
Menurutnya, syarat paling mendasar untuk terus tumbuh bagi bank digital adalah kemampuan memperluas kerja sama ekosistem. Pada saat bersamaan, bank digital perlu mengendalikan potensi risiko.
"Ini dua hal yang tidak terpisahkan. Untuk bertumbuh, bank digital harus mampu memperbanyak partner bisnis. Masalahnya, memperluas partnership sama dengan menaikkan tingkat risiko," tuturnya.
Lebih lanjut Ia bilang, jika mengandalkan ekosistem berdasarkan grup sendiri atau satu afiliasi, bank digital menghadapi dua tantangan, yakni risiko terkonsentrasi di satu titik. Kedua, bank tidak terpacu untuk meningkatkan kapasitasnya karena terlalu nyaman dengan grup sendiri.
Ia mencontohkan kolaborasi yang dilakukan oleh Bank Jago. Selain terafiliasi dengan GoTo Gojek Tokopedia, Bank Jago juga telah berkolaborasi dengan platform Stockbit dan Bibit.
"Belum lagi rencana kolaborasi dengan BFI Finance (BFIN) dan Carsome," ucapnya.
Baca juga: OJK Sebut Belum Ada Bank Digital di Indonesia, Ini Penjelasannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.