JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN akan mendorong customer loyalty di pinjaman dengan memperkuat pasar di market top up pinjaman.
Hal ini dilakukan untuk menyiasati masyarakat pinjam ke pinjaman online (pinjol).
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, saat ini sebanyak 30 persen pengajuan kredit di perbankan ditolak karena nasabah tercatat memiliki kredit bermasalah di pinjol dalam BI checking.
Baca juga: BTN Bidik Pasar KPR Segmen Menengah Atas
Hal ini tentu membuat perbankan semakin sulit dapat menyalurkan pinjaman ke nasabah karena sekarang banyak masyarakat yang tidak memenuhi ketentuan kredit dari sisi BI checking itu.
"Itu sudah jadi masalah baru dan melunasinya (pinjol) juga mekanismenya gak mudah. Belajar dari situ kita akhirnya melihat bahwa ini ada peluang juga bukan cuma masalah, yaitu kenapa BTN diam saja tidak ambil market top up?" ujarnya saat Media Luncheon di The Ritz-Carlton Pacific Place SCBD, Jakarta, Selasa (27/12/2022).
Sebab setelah ditelusuri, masyarakat yang memiliki kredit bermasalah di pinjol ini kebanyakan hanya mengambil pinjaman di bawah Rp 5 juta. Namun karena bunganya tinggi membuat masyarakat kesulitan melunasi pinjaman.
Oleh karenanya, BTN berupaya mengambil peluang itu dengan memperkuat pasar di market top up pinjaman seperti pinjaman untuk renovasi rumah dan pembelian peralatan rumah tangga.
Baca juga: Kurangi Kredit Bermasalah Rp 1 Triliun, BTN Bakal Jual Aset Apartemen di Awal 2023
Seperti diketahui, BTN merupakan bank yang fokus pada pembiayaan perumahan. Sementara ketika nasabah sudah membeli rumah, dalam waktu dekat nasabah pasti akan melakukan renovasi rumah dan perlengkapan rumah tangga. Saat melakukan renovasi ini tentu biaya yang dibutuhkan pun tidak terlalu banyak.
"Pasti kalau sudah di atas Rp 20 juta dia butuh cash yang cepat. Kalau ini di-lock pinjol yang terjadi seperti hari ini, catatan keuangan masyarakat kita makin lama makin rusak. Kita mau bantu kontribusi saja yaitu dengan masuk ke market top up," jelasnya.
Agar nasabah tidak lari ke pinjol, BTN akan menawarkan top up pinjaman dengan suku bunga kredit yang lebih murah dari pinjol, agunan tidak bertambah, dan tenor lebih pendek.
"Dan sifatnya enggak apply, sifatnya langsung ke bank yang menawarkan supaya tidak kalah cepat dengan pinjol. Kalau tidak, dia bisa lari ke sebelah (pinjol)," ucapnya.
Saat ini BTN telah melakukan piloting top up pinjaman ini di beberapa titik dan rencananya di awal tahun depan perseroan akan melihat model pembiayaan top up.
"Kemudian pola-pola ini kita dorong sehingga ke depannya kalau ngasih pembiayaan enggak ribet lagi, orang keburu sudah macet di tempat lain. Ini jadi sulit," tukasnya.
Baca juga: Resmi Jadi Bank Kustodian, BTN Targetkan Dana Kelolaan Rp 12 Triliun di Tahun Pertama
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.