Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Mengapa Pesawat China Datang (Lagi) ke Indonesia?

Kompas.com - 29/12/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pabrik itu bisa memproduksi banyak komponen sekaligus karena bisa dijual dan dipakai untuk beberapa jenis pesawat sehingga proses produksinya lebih efektif efisien.

Pabrik komponen pesawat tersebar di seluruh dunia, termasuk di antaranya PTDI Indonesia. Walaupun tersebar, kualitas komponennya sama, karena harus sesuai dengan konsep desain yang dikembangkan oleh pabrik “asembly” pesawat itu.

Sebelum pabrik komponen dikontrak, akan diaudit dulu oleh pabrik pesawat sehingga nanti produksinya sesuai dengan yang dibutuhkan.

Setelah pesawat selesai dirakit, harus menjalani tes keselamatan dan kelaikudaraan (laik terbang) oleh otoritas penerbangan asal pabriknya dan kemudian mendapat sertifikasi sehingga dapat dijual ke seluruh dunia.

Saat maskapai di suatu negara ingin membeli pesawat ini, maka pesawatnya juga harus diuji sertifikasi dulu oleh negara asal maskapai tersebut.

Misalnya TransNusa yang membeli, maka pesawat itu harus diuji dulu oleh Direktorat Kelaikudaran dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan Indonesia.

Semua itu untuk memastikan bahwa pesawat tersebut laik untuk terbang dengan selamat dan nyaman.

Kembali ke pesawat ARJ 21, mesinnya pakai GE CF34-10A produksi General Electric dan perangkat tenaga cadangan (auxiliary power unit /APU) memakai APS2600A produksi Pratt & Whitney, keduanya pabrik dari Amerika. Begitupun sistem avioniknya dari pabrikan Rockwell Collins, Amerika.

Sedangkan sistem roda pendarat (landing gear) dari Liebherr, Swiss. Kokpit pesawat memakai filosofi dark cockpit, yaitu dalam keadaan normal, tidak ada lampu yang menyala. Filosofi ini dikembangkan oleh Airbus, pabrikan dari Eropa.

Desain ARJ 21 sebenarnya juga pengembangan dari pesawat produksi pabrikan McDonell Douglas dari AS, yaitu seri MD 80 – 90 yang dibeli lisensinya oleh COMAC. Jadi boleh dikata, ini pesawat China tapi rasa dunia.

Mesin pencetak uang

Mungkin banyak yang bertanya, mengapa TransNusa akan memakai pesawat yang terbilang mungil, karena kapasitasnya hanya 100-an kursi, jika dibanding dengan Boeing 737 NG atau Airbus A320 yang kapasitasnya 180-200 kursi dan selama ini banyak dipakai masakapai Indonesia?

Jawaban pastinya tentu hanya manajemen TransNusa yang tahu. Namun saya bisa menganalisanya begini.

Walaupun mungil, pesawat jet ini ternyata bisa dikatakan sebagai mesin pencetak uang bagi maskapai penerbangan.

Hal ini karena sejak awal kapasitasnya dibuat kecil dan biaya operasionalnya disesuaikan dengan kapasitasnya, tapi tetap mempunyai daya jelajah yang jauh karena memakai mesin jet, bukan propeller atau baling-baling.

Maka pesawat ini akan efisien terutama untuk menerbangi rute dengan pasar yang tidak terlalu besar. Begitu juga akan efisien untuk mengangkut penumpang yang tidak bisa dilayani oleh maskapai yang memakai pesawat lebih besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com