NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan hari Kamis (29/12/2022) waktu setempat atau Jumat pagi waktu Indonesia/WIB. Pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh prospek permintaan China yang tidak pasti.
Mengutip CNBC harga minyak mentah Brent turun 1,2 persen, menjadi 82,26 dollar AS per barrel. West Texas Intermediate AS juga menetap pada harga 78,40 dollar AS per barrel atau turun 0,7 persen.
Prospek permintaan China dinilai tidak pasti karena ada banyak negara yang mempertimbangkan pembatasan pada wisatawan China, akibat infeksi Covid-19 yang menyebar di negara pengimpor minyak terbesar itu.
Pemerintah China belum lama ini melonggarkan aturan pembatasan Covid-19. Namun, lonjakan kasus Covid-19 mendorong aturan perjalanan yang lebih ketat bagi wisatawan di beberapa negara.
Inggris mulai memberlakukan pembatasan pada wisatawan yang datang dari China. AS, Jepang, India, dan Taiwan juga memberlakukan uji coba aturan tersebut pada kedatangan wisatawan dari negara tersebut.
"Minyak mentah tertatih-tatih menjelang akhir tahun dalam perdagangan yang tipis," kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.
Energy Information Administration (EIA) mengatakan, persediaan minyak mentah AS juga naik secara tak terduga minggu lalu karena impor naik dan ekspor turun.
“Meskipun stok minyak AS meningkat, dalam permintaan minyak tersirat, ada penarikan besar produk olahan,” kata Giovanni Staunovo dari bank Swiss UBS.
Baca juga: Ada Ekspektasi Kenaikan Permintaan pada 2023, Harga Minyak Mentah Dunia Naik 2 Persen
Kedua kontrak minyak turun lebih dari 2 persen di awal sesi Kamis, posisi tersebut mengurangi kerugian karena dollar AS tergelincir, dan kekhawatiran investor dengan rencana The Fed naikkan suku bunga.
“Dollar AS yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Tapi, OPEC+ dapat membuat pengumuman kapan saja dan tiba-tiba semuanya berubah. Belum lagi perang Rusia di Ukraina dan perkembangannya,” kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.
Sementara itu, TC Energy Corp mengatakan pipa Keystone berkapasitas 622.000 barrel per hari sekarang telah beroperasi, beberapa minggu setelah tumpahan minyak besar di pedesaan Kansas. Penghentian jalur tersebut menekan pasokan di AS dan secara singkat mengangkat harga minyak.
Baca juga: Rusia Bakal Larang Ekspor Minyak Ke Negara G7, Ini Dampaknya ke RI
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.