“Keberhasilan (kami) pada kategori lingkungan yang telah diperoleh merupakan motivasi bagi kami untuk berinovasi dengan lebih baik lagi pada 2023. Inovasi ini tidak lain merupakan salah satu wujud partisipasi kami dalam mendukung pemerintah Indonesia mencapai net zero emission pada 2060,” terang Rahmad.
Meski berbangga atas raihan prestasi yang didapat, Rahmad mengakui hal tersebut tak akan tercapai secara maksimal jika pihaknya tidak melibatkan dan memberdayakan sejumlah pihak, termasuk masyarakat.
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen pihaknya menjaga kelestarian bumi.
“Sinergi bersama masyarakat memang menjadi kunci keberhasilan seluruh program pelestarian lingkungan hidup yang digagas PKT, termasuk pada tahapan Core Competency Knowledge Transfer. PKT telah berhasil mengikutsertakan komunitas setempat dalam upaya pemberdayaan lingkungan lewat Kilau Samudera,” tutur Rahmad.
Hingga saat ini, program Kilau Samudera berhasil mencapai luasan tutupan terumbu sampai 3.557 meter persegi (m2) dan peletakan media sebanyak 6.822 ea.
Dengan begitu, program Kilau Samudera telah mengubah perilaku nelayan PITRAL menjadi metode ramah lingkungan secara sistemik.
Selain itu, dalam aspek edukasi, program tersebut telah membantu pemerintah dalam mengaplikasikan kurikulum merdeka belajar.
“Implementasi inovasi sosial pada Kilau Samudera juga berhasil memberikan dampak signifikan yang terukur pada capaian nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebesar 3,72 dan nilai social return on investment (SROI) sebesar 1,83.
Baca juga: Bakal Melantai di BEI Tahun Depan, Pupuk Kaltim Targetkan Peningkatan Kapasitas Produksi
Selain terbukti sukses dari segi wellbeing dan society, program Kilau Samudera dikatakan Rahmad juga terbukti berhasil dalam aspek nature, yakni dengan capaian daya serap karbon sebesar 8,47 kilogram (kg) ekuivalen karbon dioksida (CO2e) per hari dan dalam aspek economic yang diindikasikan dengan peningkatan pendapatan anggota yang mencapai nilai Rp 71.595.000 per tahun.
“Tak cuma berkat program Kilau Samudera, raihan Proper Nasional Peringkat Emas 2022 juga didukung program Konservasi Anggrek Hitam sebagai flora yang dikenal sebagai maskot Kalimantan Timur yang dilindungi dari kepunahan," katanya.
Program tersebut, tambah Rahmad, dilakukan dengan introduksi 135 tanaman di area konservasi HP01 yang ditetapkan sebagai area konservasi keanekaragaman hayati.
Selain itu, inovasi itu terbukti dapat meningkatkan kemampuan adaptasi anggrek hitam di area konservasi menggunakan pupuk hayati Ecofert dan kitosan cair yang merupakan hasil produk mitra binaan Pupuk Kaltim.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan, Proper adalah program pemerintah untuk penilaian terhadap kinerja lingkungan perusahaan atas upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
Baca juga: Sukses Terapkan Prinsip Industri Hijau, Pupuk Kaltim Raih Penghargaan dari Kemenperin
“Program ini bertujuan untuk mendorong pelaku usaha agar dapat meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan, terus berkembang, dan mengalami proses perbaikan secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan di masyarakat. Tentunya, (proses perbaikan yang dijalankan perusahaan) harus sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan,” kata Siti.
Terkait pentingnya menjaga keberlangsungan lingkungan, Wakil Presiden RI Kiai Haji (KH) Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari banyak pihak untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Apalagi, Indonesia berkeinginan untuk meningkatkan target penurunan emisi sesuai yang ada pada Nationally Determined Contributions (NDC) menjadi 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Peningkatan target tersebut didasarkan pada beragam kebijakan nasional terkait perubahan iklim.
“Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri untuk mencapai target tersebut. Dukungan multipihak dan multisektor dalam paradigma kolaborasi dan kerja sama, termasuk dari dunia usaha, sangat diperlukan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Partisipasi aktif dunia usaha dalam aksi nyata mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan juga sangat dinantikan,” ujar Ma’ruf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.