Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Said Abdullah
Ketua Badan Anggaran DPR-RI

Ketua Badan Anggaran DPR-RI. Politisi Partai Demoraksi Indonesia Perjuangan.

Mengantisipasi Perang Harga Minyak di Tahun 2023

Kompas.com - 30/12/2022, 11:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun realisasi kebijakan ini tidak mudah. Tantangan yang harus terselesaikan adalah membangun ekosistem kendaraan listrik secara pararel. Sebab bila mengandalkan skema insentif pembelian kendaraan listrik saja hanya menjawab sebagian pokok persoalan.

Pengadaan mobil listrik memang lebih mahal diharga beli, sebab harga on the road (otr) mobil listrik lebih tinggi dibanding mobil yang menggunakan BBM. Satu mobil listrik seharga Rp 697 juta jauh lebih tinggi dibandingkan ke kelas yang sama untuk mobil BBM yang seharga Rp 393 juta.

Akan tetapi bila dikonversikan dengan biaya perhitungan energi per bulan mobil listrik lebih ekonomis ketimbang mobil BBM. Biaya energi mobil listrik per bulan mencapai Rp 296 ribu. Dengan kelas dan pemakaian yang sama untuk mobil BBM bisa mencapai Rp 1,3 juta, terdapat selisih sejuta tiap bulan.

Baca juga: Ekspor Minyak Rusia Naik, tapi Pendapatan Moskwa Justru Turun

Jika dihitung keseluruhan dari harga beli dan ongkos operasional dalam tempo lima tahun pemakaian, investasi mobil listrik memang lebih mahal. Akan tetapi ada komponen subsidi dan kompensasi BBM yang belum terhitung dan menjadi beban APBN.

Terobosan yang bisa kita tempuh tidak harus membeli mobil listrik baru, terutama dari konsumen yang belum mampu. Kebijakan insentif kendaraan listrik kalaupun dijalankan harus ditempatkan pada porsi yang pas.

Saya kira percepatan penggunaan mobil listrik dapat dikonversikan atas mobil BBM yang ada, pilihan ini mungkin paling rasional. Caranya sumber energi penggerak BBM digantikan dengan baterai listrik melalui teknologi plug and play. Harusnya pabrikan atau perusahaan manufaktur bisa mengusahakan hal tersebut, dan kebijakan insentif kendaraan listrik bisa diarahkan untuk hal ini.

Saya kira DPR akan memberikan dukungan anggaran melalui relokasi sebagian anggaran subsidi dan kompensasi BBM untuk mendorong percepatan kendaraan listrik. Namun pemerintah harus bisa meyakinkan publik, terutama DPR, seberapa besar relokasi anggaran ini bisa menurunkan penggunaan kendaraan BBM, baik mobil maupun motor yang tersubtitusi oleh kendaraan listrik.

Agenda ini harus mencerminkan target dari konversi mobil BBM ke listrik dengan jelas

Percepatan kendaraan listrik sangat baik, namun pada saat yang sama pemerintah harus memiliki perhitungan fiskal yang utuh. Sebab kita membutuhkan kelonggaran fiskal menghadapi gejolak ekonomi global, perang harga minyak bumi, serta kebutuhan mendasar untuk menjaga daya beli rumah tangga miskin melalui program perlindungan sosial. Penting dipertimbangkan oleh pemerintah bahwa porsi kebijakan insentif kendaraan listrik tidak mengoreksi agenda agenda penting kita di atas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Peresmian Kereta Cepat Whoosh Mundur Jadi 2 Oktober 2023

Peresmian Kereta Cepat Whoosh Mundur Jadi 2 Oktober 2023

Whats New
[POPULER MONEY] Diskon Tiket KAI Expo 2023 untuk 55 KA | 'Seller' Barang Impor di 'E-commerce' Wajib Punya Dokumen Importasi

[POPULER MONEY] Diskon Tiket KAI Expo 2023 untuk 55 KA | "Seller" Barang Impor di "E-commerce" Wajib Punya Dokumen Importasi

Whats New
Harga Paket Internet Biznet Bulanan dan Tahunan Semua Daerah

Harga Paket Internet Biznet Bulanan dan Tahunan Semua Daerah

Spend Smart
Berapa Gaji yang Diterima Presiden Amerika Serikat?

Berapa Gaji yang Diterima Presiden Amerika Serikat?

Whats New
Hari Libur Maulid Nabi, KAI Catat Lonjakan Penumpang Capai 50 Persen

Hari Libur Maulid Nabi, KAI Catat Lonjakan Penumpang Capai 50 Persen

Whats New
Mendag Ancam Blokir Social Commerce yang Ngeyel

Mendag Ancam Blokir Social Commerce yang Ngeyel

Whats New
Pedagang Tanah Abang Keluhkan Harga di TikTok Shop Jauh Lebih Murah, Ini Kata Mendag

Pedagang Tanah Abang Keluhkan Harga di TikTok Shop Jauh Lebih Murah, Ini Kata Mendag

Whats New
Pemerintah Bakal Blokir Media Sosial yang Pertahankan Fitur Jualan Setelah 2 Kali Peringatan

Pemerintah Bakal Blokir Media Sosial yang Pertahankan Fitur Jualan Setelah 2 Kali Peringatan

Whats New
Menteri Bahlil Bakal Tindak Tegas TikTok jika Tidak Ikuti Aturan

Menteri Bahlil Bakal Tindak Tegas TikTok jika Tidak Ikuti Aturan

Whats New
Permendag 31 Tahun 2023 Disahkan, Ini Tanggapan Shopee

Permendag 31 Tahun 2023 Disahkan, Ini Tanggapan Shopee

Whats New
Potensi Pasar Kendaraan Listrik RI Besar, Produsen Otomotif Ungkap Alasannya

Potensi Pasar Kendaraan Listrik RI Besar, Produsen Otomotif Ungkap Alasannya

Whats New
Link PDF PPPK 2023 Kementerian PUPR, Usia Pelamar Maksimal 57 Tahun

Link PDF PPPK 2023 Kementerian PUPR, Usia Pelamar Maksimal 57 Tahun

Whats New
Kunjungi Pasar Tanah Abang, Mendag Borong Baju hingga Aksesoris

Kunjungi Pasar Tanah Abang, Mendag Borong Baju hingga Aksesoris

Whats New
Menkop Teten Minta TikTok Bikin Perusahaan di Indonesia jika Ingin Berbisnis

Menkop Teten Minta TikTok Bikin Perusahaan di Indonesia jika Ingin Berbisnis

Whats New
Menkop Teten Minta TikTok Segera Tutup Sendiri Platform TikTok Shop

Menkop Teten Minta TikTok Segera Tutup Sendiri Platform TikTok Shop

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com