Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Murniati Mukhlisin
Praktisi Ekonomi Syariah

Pakar Ekonomi dan Bisnis Digital Syariah/Pendiri Sakinah Finance dan Sobat Syariah/Dosen Institut Tazkia

Keuangan Keluarga: Kaleidoskop 2022 dan Harapan 2023

Kompas.com - 31/12/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TAHUN 2022 akan berlalu, 2023 segera menjelang. Selama satu tahun terakhir apa saja momen penting yang perlu kita jadikan pembelajaran dalam mengelola keuangan personal dan keluarga?

Selain itu, apa saja yang berpotensi memengaruhi perekonomian sehingga berdampak pada keuangan keluarga kita?

Sakinah Finance berkesempatan mengumpulkan para alumni dari berbagai daerah dan latar belakang dalam webinar beberapa hari lalu. Melalui acara tersebut, ada beberapa poin yang dibahas terkait kaleidoskop keuangan 2022.

Pekerjaan rumah memulihkan ekonomi pascapandemi di Indonesia dan di dunia secara serentak mendapatkan perhatian khusus melalui slogan “Recover Together, Recover Stronger”, “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat” saat G20 di Bali.

Kita semua bisa rasakan bagaimana dampaknya ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semula 5 persen pada penghujung 2019, lalu jatuh menjadi 2,97 persen pada  kwartal pertama 2020 saat perlakuan lockdown di Indonesia.

Angka pertumbuhan ekonomi kemudian turun lagi di titik paling rendah ketika lockdown telah berlangsung menjadi -5,32 persen pada kwartal kedua, kemudian naik sedikit setelah pembebasan lockdown namun tetap diberlakukan pembatasan gerak menjadi -3,49 dan -2,19 persen masing-masing pada kwartal ketiga dan keempat.

Pada 2021, keadaan ekonomi sudah lebih baik, tapi masih di titik negatif, yaitu -0,10 persen pada awal tahun dan secara rata-rata mampu naik menjadi 5,02 persen pada akhir 2021.

Di penggalan kedua 2022, pertumbuhan ekonomi berhasil menunjukkan sedikit geliatnya, yaitu naik hingga 5,44 persen sesuai dengan prediksi pemerintah akan lebih baik dari sebelumnya.

Belum usai pemulihan ekonomi pascapandemi secara penuh, peristiwa utama yang menjadi titik balik ekonomi dan politik dunia 2022 adalah serangan Rusia ke Ukraina.

Serangan yang dimulai pada Februari 2022, menjadi trigger dan bola salju memburuknya kondisi perekonomian dunia, termasuk dampak langsung pada keuangan personal.

Terutama peningkatan laju inflasi yang cukup tajam, krisis energi, spike untuk harga pangan, yang semuanya berujung pada rentetan peningkatan suku bunga yang relatif tinggi di berbagai belahan dunia.

Dengan pemicu hal-hal tersebut, maka pada 2023, kita memproyeksikan sekurangan lima dampak utama yang akan memengaruhi ekonomi dan keuangan keluarga.

Pertama, laju Inflasi diperkirakan 2022 akan berada pada kisaran 5,4 persen, BI rate pada tutup tahun mencapai 5,5 persen, sementara PDB pada kisaran 5,1 persen.

Proyeksi tahun 2023, indikator utama ini belum akan bergerak jauh, bahkan petumbuhan ekonomi dan inflasi diperkirakan dapat memburuk. Suku bunga masih tetap akan tinggi.

Kedua, dengan demikian, keuangan keluarga masih akan berhadapan dengan tingginya berbagai harga barang dan suku bunga pinjaman yang sangat tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com