Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Indonesia Rampungkan Proses Restrukturisasi Utang

Kompas.com - 31/12/2022, 13:40 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) resmi merampungkan proses restrukturisasi utang. Negosiasi restrukturisasi utang Garuda Indonesia ini terus dilakukan secara intens sejak akhir 2021 lalu.

Salah satu kesepakatan restrukturisasi utang Garuda Indonesia tersebut salah satunya adalah ditandai dengan penerbitan Surat Utang Baru dan surat utang syariah atau Sukuk Baru pada tanggal 28 dan 29 Desember 2022.

Penerbitan surat utang ini sebagai rangkaian akhir dari aksi korporasi strategis yang dilaksanakan GIAA untuk mencapai tanggal efektif sesuai dengan perjanjian perdamaian yang telah dihomologasi oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 27 Juni 2022.

Efektivitas dari seluruh ketentuan Perjanjian Perdamaian dalam proses restrukturisasi utang Garuda Indonesia ini melengkapi implementasi berbagai tahapan fundamental lainnya yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Baca juga: Garuda Indonesia Bakal Terbitkan Sukuk Global, Gembok Saham Segera Dibuka

Dengan pemenuhan berbagai langkah strategis korporasi dalam rangka restrukturisasi utang tersebut, manajemen Garuda Indonesia siap untuk segera mengimplementasikan Perjanjian Perdamaian secara efektif mulai 1 Januari 2023.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, restrukturisasi utang ini sebagai modal untuk memulai berbagai strategi bisnis tahun depan.

"Bertepatan dengan momentum penutup tahun, Garuda berhasil merealisasikan komitmennya dalam pemenuhan kesiapan realisasi Perjanjian Perdamaian. Ini sebagai bagian dari tahapan krusial dalam merampungkan proses restrukturisasi utang,” kata Irfan dilansir dari Kontan, Sabtu (31/12/2022).

Bagi Irfan penyelesaian restrukturisasi utang ini membawa misi untuk menjadikan Garuda Indonesia sebagai entitas bisnis yang memiliki landasan kinerja usaha yang berkelanjutan atau sustain dan solid.

"Ini menjadi tujuan utama dari langkah akseleratif kami merampungkan proses restrukturisasi utang," ujarnya.

Untuk itu, Irfan menyampaikan berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung upaya Garuda menyelesaikan tahapan restrukturisasi utang ini. "Terutama seluruh kreditur yang senantiasa percaya terhadap outlook kinerja usaha Garuda ke depannya," ucapnya.

Sebagai catatan, beberapa tahapan strategis yang telah dilalui GIAA dalam merampungkan proses restrukturisasi utang mulai dari putusan homologasi atas Perjanjian Perdamaian oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Dalam homologasi ini di dalamnya dengan memaksimalkan langkah renegosiasi beban sewa pesawat, restrukturisasi utang jangka panjang, serta instrumen kewajiban usaha lainnya.

Selain itu, GIAA juga secara resmi telah menerima suntikan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah Indonesia senilai Rp 7,5 triliun. Suntikan modal ini sebagai dukungan pemerintah terhadap langkah penyehatan kinerja GIAA sebagai national flag carrier.

Sejumlah tahapan fundamental merampungkan proses restrukturisasi utang Garuda Indonesia diantaranya dilakukan melalui penerbitan saham baru dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 39.788.136.675 saham senilai Rp 7.798.474.788.300 atau Rp 7,8 triliun yang meliputi realisasi PMN serta partisipasi pemegang saham lainnya.

Tahapan ini yang kemudian dilanjutkan dengan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dimana Garuda telah melakukan pendistribusian saham dalam rangka konversi utang sebesar 25.806.070.908 saham senilai Rp 5,05 triliun yang termasuk didalamnya realisasi Obligasi Wajib Konversi.

Baca juga: PMN Rp 7,5 Triliun Cair, Garuda Indonesia Segera Restorasi Pesawat

Dengan serangkaian pendistribusian saham baru itu Garuda saat ini memiliki komposisi kepemilikan saham yang terdiri dari kepemilikan Pemerintah sebesar 64,54 persen, Trans Airways sebesar 7,99 persen, dan saham publik sebesar 4,83 persen/ Sementara saham kreditur sebesar 22,63 persen.

Melengkapi penyelesaian tahapan penerbitan saham baru tersebut, Garuda juga telah menerbitkan Sukuk Baru sebagai bagian dari tindak lanjut restrukturisasi Garuda atas Global Sukuk senilai 500 juta dollar AS yang telah direstrukturisasi menjadi sukuk baru dengan nilai pokok sebesar 78.019.580 dollar AS dengan tenor jatuh tempo 9 tahun sejak diterbitkan.

Adapun jumlah distribusi periodik adalah sebesar 6,5 persen tunai atau, selama dua tahun pertama atas pilihan Trustee, 7,25 persen yang harus dibayar dalam bentuk natura (payable in-kind/PIK).

Manajemen GIAA juga telah menerbitkan instrumen Surat Utang Baru, sebagai bagian dari skema restrukturisasi untuk kreditur yang terklasifikasi sebagai pemberi sewa, kreditor sewa pembiayaan, pabrikan pesawat, para vendor MRO dan para kreditur utang usaha luar negeri yang berhak menerima surat utang baru sesuai Rencana Perdamaian dengan jumlah pokok awal sebesar 624.211.705 dollar AS dengan tenor jatuh tempo selama 9 tahun sejak diterbitkan.

Garuda Indonesia mengklaim telah mencatatkan pertumbuhan kinerja positif, melalui pertumbuhan penumpang secara group hingga kuartal III-2022 sebesar 37,05 persen menjadi 10.498.823 penumpang dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Trafik penumpang diperkirakan juga akan terus tumbuh hingga 30 persen menjelang penutup tahun 2022 jika dibandingkan dengan periode November 2022.

Meskipun tidak merinci nilainya, Irfan juga menyebut kinerja keuangan Garuda yang sejak pertengahan tahun 2022 secara konsisten terus membukukan kinerja positif.

Selain itu dari sisi optimalisasi ketersediaan alat produksi, hingga akhir tahun ini, Garuda dapat mengoperasikan sekitar 53 armada.

Adapun pada tahun 2023 mendatang, Garuda Indonesia menargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 66 armada di luar armada yang dimiliki sebanyak 6 armada.

Irfan optimistis, dengan outlook kinerja yang terus menunjukkan pertumbuhan positif tahun 2023 akan menjadi momentum Garuda untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile, adaptif, dan berdaya saing.

"Tentunya terus mengedepankan fokus profitabilitas kinerja usaha," kata Irfan. (Syamsul Ashar)

Baca juga: BEI: Suspensi Saham Garuda Indonesia Akan Dibuka Setelah Penerbitan Sukuk Global Baru

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Tok! Restrukturisasi Utang Garuda Indonesia Efektif 1 Januari 2023, Ini Kesepakatanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com