Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Persiapan Investor Reksa Dana 2023

Kompas.com - 06/01/2023, 09:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Untuk 2023, dengan dicabutnya status PPKM dan wisatawan internasional juga perlahan pulih, kenaikan penjualan dan laba bersih masih akan berlanjut.

Bagaimana dengan potensi penurunan harga komoditas? Kata kuncinya adalah hilirisasi. Program hilirisasi nikel adalah contoh sukses di mana Indonesia tidak lagi tergantung pada harga komoditas.

Hasil nilai ekspor produk olahan nikel nilainya lebih dari 10 kali lipat jika dibandingkan hanya ekspor bahan bakunya saja.

Apabila juga dilakukan pada komoditas lainnya seperti Bauksit pada Juni 2023 dan batu bara di mana pengusaha diberikan insentif pembebasan royalti apabila melakukan hilirisasi, maka outlook Indonesia tidak akan terlalu terdampak lagi dengan fluktuasi nilai komoditas.

Keberhasilan akan hilirisasi bahan tambang akan menjadi penentu apakah booming komoditas akan terus berlanjut atau tidak. Bahkan lebih berkesinambungan, karena tidak tergantung pada harga komoditas yang amat berfluktuasi.

Bagaimana dengan resesi global? Inflasi tinggi akibat lonjakan harga energi yang dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga secara signifikan oleh bank sentral memang membuat perekonomian terutama di negara Amerika Serikat dan Eropa terpukul. Sebagian sudah resesi, sebagian lagi mungkin menyusul di 2023 ini.

Namun perlu diketahui bahwa meskipun negara lain resesi, Indonesia tidak. Bahkan perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di atas 4 persen tahun ini menurut perkiraan ekonom dan IMF.

Secara Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, komponen terbesar adalah konsumsi domestik yang bobotnya di atas 50 persen. Porsi ekspor-impor hanya kurang dari 20 persen.

Dalam kondisi resesi global, negara yang lebih banyak tergantung pada perekonomian domestik yang diperkirakan akan lebih bertahan.

Dari berbagai pertimbangan di atas, perkiraan nilai wajar untuk IHSG adalah 7.800. Dibandingkan penutupan 2022 di level 6.850, diharapkan ada kenaikan sekitar 13,8 persen.

Bagaimana dengan Obligasi pada 2023?

Bertolak belakang dengan saham di mana Investor asing terus melakukan net sell, justru untuk obligasi pemerintah asing telah melakukan net buy hampir Rp 28 Triliun dari bulan Desember 2022 hingga awal Januari 2023.

Bukankah suku bunga Amerika Serikat dan Bank Indonesia masih berpotensi akan naik? Dan bukankah angka inflasi Indonesia meningkat dari 5,42 persen di November 2022 menjadi 5,51 persen di Desember 2022?

Memang benar suku bunga masih akan naik. Hal ini karena tingkat inflasi inti yang menjadi acuan bank sentral masih lebih tinggi dibandingkan tingkat suku bunganya. Kenaikan suku bunga diperlukan agar tingkat inflasi bisa turun lebih cepat.

Yang berbeda dengan 2022 adalah kenaikan suku bunga pada 2023 ini akan lebih. Suku bunga US kemungkinan hanya akan naik 0,75 persen saja pada 2023 dari 4,25-4,5 persen menjadi 5-5,25 persen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com