Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Kekhawatiran Resesi, Harga Minyak Dunia Bervariasi

Kompas.com - 07/01/2023, 11:00 WIB
Penulis Kiki Safitri
|

JAKARTA, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia bervariasi pada perdagangan Jumat (6/1/2023) waktu New York, atau Sabtu pagi waktu Indonesia (WIB). Pergerakan harga minyak dibayangi oleh kekhawatiran akan resesi.

Mengutip CNBC, harga Brent berjangka turun 12 sen, atau 0,2 persen, menjadi 78,57 dollar AS per barrel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 10 sen, atau 0,1 persen, menjadi menetap 73,77 dollar AS per barrel.

Harga minyak sedikit mengalami perubahan pada hari Jumat karena pasar menyeimbangkan nilai tukar dollar AS yang melemah. Kedua tolak ukur minyak dunia tersebut mengakhiri pekan ini dengan penurunan harga karena kekhawatiran resesi global.

Baca juga: Stok Bahan Bakar AS Turun hingga Kekhawatiran Ekonomi Bikin Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1 Persen

Pada minggu ini, Brent dan WTI turun lebih dari 8 persen, dan merupakan penurunan mingguan terbesar sejak tahun 2016. Walau demikian, kedua tolok ukur tersebut telah naik sekitar 13 persen selama tiga minggu sebelumnya.

“Pasar minyak mungkin akan bergerak sedikit tenang awal pekan nanti setelah penurunan, tapi tetapi potensi kenaikannya tetap terbatas, setidaknya dalam waktu dekat, dan prospek ekonomi mendung,” kata analis PVM Stephen Brennock.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Institute for Supply Management (ISM), aktivitas industri jasa AS pada November mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun.

Baca juga: Kekhawatiran Covid-19 di China Jadi Penyebab Harga Minyak Dunia Turun Lebih dari 5 Persen


Tetapi laporan lain menunjukkan ekonomi AS mulai membaik dengan banyaknya pembukaan lapangan pekerjaan pada Desember 2022. Hal ini mendorong tingkat pengangguran kembali ke level terendah pra-pandemi sebesar 3,5 persen.

Laporan tersebut menyebabkan dollar AS jatuh, dan saham global menguat karena investor bertaruh bahwa inflasi mereda dan Federal Reserve AS (Fed) tidak perlu menaikkan suku bunganya seagresif yang dikhawatirkan beberapa orang.

Nilai tukar dollar AS yang lebih lemah juga dapat meningkatkan permintaan minyak, karena komoditas berdenominasi dollar AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang selain dollar AS.

Baca juga: Erick Thohir: Penyesuaian Harga BBM Non-subsidi karena Penurunan Harga Minyak Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+