Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik 2022, Sri Mulyani: Bukan Tahun yang Biasa...

Kompas.com - 09/01/2023, 15:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Perang Rusia-Ukraina

Kondisi tersebut diperparah dengan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina, kedua negara yang berkontribusi besar terhadap ketersediaan gandum, pupuk, dan minyak sunflower di pasar global. Rusia juga merupakan salah satu produsen terbesar terhadap minyak mentah dunia, dan secara khusus penyuplai gas terbesar ke Eropa.

Alhasil, dari sisi suplai semakin terganggu sehingga terjadi lonjakan inflasi di seluruh dunia, terutama pada negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa yang mengalami lonjakan inflasi tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Kondisi ini memicu tren kenaikan suku bunga acuan oleh bank-bank sentral.

"Makanya, tahun 2022, itu lebih dari 425 basis points kenaikan suku bunga di Amerika Serikat hanya dalam waktu satu tahun, the fastest dan the higest in the history of America," kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Tren peningkatan inflasi yang dibarengi pengetatan kebijakan moneter untuk menormalisasi kembali laju inflasi, membuat terjadinya pelemahan ekonomi global. Pelemahan ekonomi terjadi baik di negara berkembang maupun negara maju.

Indonesia sendiri terkena dampak dari gejolak ekonomi global, yang salah satunya tercermin dari kenaikan inflasi. Laju inflasi RI di sepanjang 2022 mencapai 5,51 persen, menjadi tertinggi sejak 2014 yang kala itu inflasinya sebesar 8,36 persen.

Sri Mulyani mengungkapkan, seperti pada komoditas minyak mentah sawit (CPO) yang mengalami kenaikan harga dari 700 dollar AS per metrik ton menjadi 1.700 dollar AS per metrik ton. Lonjakan itu berkat meningkatnya permintaan CPO, seiring dengan harga minyak nabati lainnya yang sudah lebih dulu mengalami kenaikan harga, seperti minyak sunflower.

"Yang perang ada di Eropa, yang terkena CPO kita, naik dari 700 dolar AS menjadi 1.700 dollar AS. Harga minyak goreng kita pun menjadi naik ke atas Rp 20.000 per liter, terjadi guncangan di Indonesia," kata dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com