Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: 63 Negara Terlilit Utang, 3 Negara Asia Jadi Pasien IMF

Kompas.com - 09/01/2023, 19:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, sebanyak 63 negara terlilit utang tinggi di tengah gejolak ekonomi global.

Adapun tiga di antaranya merupakan negara Asia Selatan yang kini menjadi 'pasien' Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

IMF merupakan lembaga keuangan internasional yang menyediakan bantuan keuangan berupa pinjaman, serta memberikan masukan kepada negara anggotanya yang bermasalah.

"Diakui di dalam statistik, lebih dari 63 negara di dunia yang dalam utangnya mendekati atau sudah tidak sustainability," ungkapnya dalam acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).

Baca juga: IMF Prediksi Sepertiga Ekonomi Dunia Masuk Resesi, Sri Mulyani: Indonesia Tidak Termasuk

Bahkan, lanjutnya, berdasarkan pernyataan bank sentral India, seluruh negara Asia Selatan sudah dalam kondisi keuangan yang terlilit utang. Serta tiga negara telah menjadi pasien IMF yakni Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan.

"Kalau membaca wawancara bank sentral India, dia mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi stress debt," kata Sri Mulyani.

Kondisi yang sama juga terjadi di Mesir dan negara di Timur Tengah lainnya yang merupakan importir minyak, turut mengalami situasi keuangan yang tidak mudah.

Baca juga: Airlangga Sebut Negara Antre Jadi Pasien IMF Bertambah Jadi 30


Ia pun menekankan, bahwa dalam menghadapi 2023 yang masih diliputi gejolak ekonomi global, maka tetap perlu kewaspadaan. Terlebih IMF telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 hanya 2,3 persen, menurun dari proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 yang sebesar 3,2 persen.

IMF juga menyatakan, sepertiga ekonomi dunia atau sekitar 30-40 persen dari perekonomian negara diprediksi mengalami resesi.

"Jadi hal ini menjadi satu kewaspadaan, 2023 memang prediksi dari lembaga global, mengenai dunia kurang menggembirakan. Tidak hanya inflasi dan kemungkinan resesi, kemungkinan juga ada masalah dengan di berbagai negara," pungkas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+