Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,8 Persen pada 2023

Kompas.com - 11/01/2023, 14:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sebesar 4,8 persen di 2023, menyusut 0,5 persen dari proyeksi sebelumnya pada Juni tahun lalu yang sebesar 5,3 persen.

Mengutip laporan Bank Dunia 'Global Economic Prospects' edisi Januari 2023, Rabu (11/1/2023), ekonomi RI diperkirakan melambat di tahun ini dibandingkan tahun 2022 yang diproyeksi tumbuh mencapai 5,2 persen.

"PDB Indonesia diproyeksikan akan tumbuh rata-rata sebesar 4,9 persen pada tahun 2023-2024 (4,8 persen di 2023 dan 4,9 persen di 2024), hanya sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2022, yang mencerminkan pelemahan," tulis Bank Dunia dalam laporannya.

Baca juga: Belanja Politik Jelang Pemilu Akan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi RI Rp 119 Triliun pada 2023

Kendati demikian, lembaga internasional itu melihat bahwa belanja swasta masih akan tetap kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini.

Kepercayaan dunia usaha diperkirakan tetap solid dilatarbelakangi fundamental ekonomi makro yang sehat dan momentum reformasi struktural, termasuk dalam kebijakan dan administrasi perpajakan.

Baca juga: Mandiri Sekuritas Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2023 di Kisaran 4,9 Persen

Ekonomi RI dinilai masih cukup solid

Meski diproyeksi mengalami perlambatan, ekonomi Indonesia dinilai masih cukup solid karena pelemahannya tidak lebih parah dibandingkan negara lainnya.

Seperti Malaysia yang diperkirakan ekonominya tumbuh 4 persen pada 2023, melemah dari tahun sebelumnya yang diproyeksi tumbuh 7,8 persen.

Baca juga: Potensi EBT di Indonesia Dinilai Mampu Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan

 

Pertumbuhan ekonomi Asia

Kemudian, Filipina yang diproyeksi ekonominya tumbuh 5,4 persen, turun dari tahun sebelumnya yang diproyeksi tumbuh 7,2 persen. Begitu pula dengan Vietnam yang diperkirakan ekonominya tumbuh 6,3 persen, melemah dari tahun lalu yang diproyeksi tumbuh 7,2 persen.

"Setelah pemulihan yang kuat pada 2022, pertumbuhan di Malaysia, Filipina, dan Vietnam diperkirakan akan melambat karena pertumbuhan ekspor ke pasar-pasar utama melambat," tulis laporan tersebut.

Bank Dunia menyebutkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia itu dilatarbelakangi beberapa risiko penurunan. Mulai dari kemungkinan gangguan baru terkait pandemi, tekanan sektor real estat yang lebih berkepanjangan di China, serta pengetatan kondisi keuangan global yang lebih tajam.

Selain itu, turut dipengaruhi risiko pelemahan ekonomi global, kondisi cuaca yang mengganggu akibat perubahan iklim, hingga perang yang berkepanjangan di Ukraina.

"Meningkatnya ketidakpastian geopolitik dapat semakin mengurangi kepercayaan bisnis dan konsumen secara global, dan menyebabkan perlambatan yang lebih tajam daripada yang diproyeksikan dalam pertumbuhan ekspor kawasan," ungkap Bank Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com