Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Potensi Resesi Global, RI Harus Genjot Produktivitas Ekonomi

Kompas.com - 11/01/2023, 18:05 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi dunia diprediksi bakal menghadapi tantangan hebat sehingga berpotensi terjadi resesi global pada 2023. Hal tersebut juga akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia.

Ekonom sekaligus Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat bertahan di tengah tantangan ekonomi global yang terjadi pada 2023.

"Mengutip yang diucapkan oleh Presiden Bank Dunia David Malpass, untuk mengatasi inflasi tinggi dan stabilitas nilai tukar perlu penekanan konsumsi dan produksi harus dinaikkan. Itu adalah prinsip yang umum," kata dia dalam acara Forum Diskusi Denpasar 12 bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia 2023 secara virtual, Rabu (11/1/2023).

Baca juga: Resesi Ekonomi: Definisi, Penyebab, dan Dampaknya

Ia menambahkan, perlu ada kebijakan dan alokasi kapital ke wilayah investasi yang meningkatkan produktivitas ekonomi.

Ia menilai fase resesi secara global perlu ditanggapi dengan respons kebijakan industrial. Pasalnya selama ini Indonesia sangat mengandalkan dinamika pasar, permintaan dan penawaran, serta prinsip efisiensi.

"Dengan situasi yang berubah, perlu ada satu kebijakan industrial policy yang diambil pemerintah dalam rangka menumbuhkan sektor ekonomi yang menopang produktivitas dan pertumbuhan ekonomi agar lebih resiliensi terhadap situasi ini," imbuh dia.

Baca juga: Hadapi Potensi Resesi 2023, Sandiaga Ubah Fokus Pengembangan Parekraf


Agustinus menjabarkan, pemerintah melakukan respons dengan cepat salah satunya dengan mencabut Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk memastikan mobilitas masyarakat kembali bergairah.

Dengan begitu, sektor yang selama ini terhambat karena aturan dapat kembali bergerak, misalnya pertunjukkan besar, konser, dan kegiatan lain.

Hal berikutnya yang dapat dilakukan Indonesia untuk bertahan dari tekanan ekonomi dunia adalah hilirisasi industri. Artinya, Indonesia tidak perlu melakukan ekspor bahan mentah untuk dapat meningkatkan produktivitas ekonomi.

Baca juga: IMF Prediksi Sepertiga Ekonomi Dunia Masuk Resesi, Sri Mulyani: Indonesia Tidak Termasuk

"Perppu Ciptaker mungkin juga jadi salah satu hal yang dilihat pemerintah untuk dapat membuat ekonomi Indonesia lebih resiliensi terhadap situasi yang dihadapi dampak dari situasi global," kata dia.

Situasi secara global memang akan banyak memberikan dampak pada negara lain tak terkecuali Indonesia. Namun ia percaya ekonomi Indonesia bisa tetap bertahan.

"Saya kira Indonesia bukan negara yang akan masuk dapat deretan negara yang akan bangkrut, tapi agendanya, di situasi potensi resesi ini, kita mencari kesempatan untuk bisa keluar dan memiliki pertumbuhan yang lebih baik," tandas dia.

Baca juga: Ramalan Buruk IMF: Sepertiga Ekonomi Dunia Bakal Resesi pada 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com