Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Psikologi Kepemimpinan: Perjalanan untuk Lebih Paham Diri

Kompas.com - 14/01/2023, 07:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dari riset ini, ada perbedaan tingkat self-awareness antara pemimpin dan pekerja. Pekerja yang mengatakan dirinya stres sadar bahwa perusahaannya tidak menerapkan kebijakan well-being yang memadai.

Mungkin, justru pemimpin di perusahaannya yang kurang aware dengan kesejahteraan pekerjanya, walaupun mereka menganggap well-being merupakan prioritas.

Oleh karena itu, pemimpin saat ini harus lebih self-aware terhadap dirinya. Kemungkinan, itulah yang membuat kebijakannya kurang tepat di mata pekerjanya.

Sandra Loughin, pakar perubahan organisasi, mengatakan bahwa, “.... before taking a team of employees into the unknown, leaders should look inward and examine their ability to react to change.”

Beberapa riset telah membuktikan akibat dari pemimpin yang kurang memahami dirinya.

Harvard Business Review melakukan riset pada 2017 dengan meneliti 440 CEO. Tim peneliti Harvard membagi 440 CEO menjadi dua kelompok: CEO yang punya gelar MBA dan yang tidak memiliki.

Peneliti Harvard menemukan bahwa CEO yang tidak memiliki gelar berperforma lebih baik.

Studi dari Miller & Xu (2019) juga menyimpulkan hal yang serupa. CEO yang bergelar MBA bagus dalam strategi jangka pendek, tetapi kurang dalam jangka panjang.

Ini bukan berarti lulusan MBA tidak berkualitas. Mereka kurang satu aspek yang fundamental, yaitu self-awareness.

Dengan dampak negatif yang besar, saya rasa tahun ini jadi waktu yang tepat untuk kita mengubah pendekatan dalam bekerja.

Pemimpin harus lebih paham dengan dirinya, karakternya, dan responnya terhadap perubahan. Dengan begitu, ia bisa lebih akurat dalam membuat kebijakan dan membangun timnya lebih baik lagi.

Pemimpin saat ini harus mementingkan pertumbuhan organisasi dan memperhatikan well-being dari pekerja kita, baik itu dalam aspek mental maupun psikologis.

Kita ciptakan lingkungan di mana pekerja bisa aman menyuarakan ide-idenya. Kita perlu bertransformasi menjadi seorang human leader yang mampu mengakomodasi kebutuhan pekerja.

Kita bisa belajar dari Nestle. Pada hari Disabilitas Internasional 3 Desember 2022, Nestle meluncurkan program magang SETARA.

Singkatnya, Nestle ingin menciptakan budaya inklusif di mana setiap orang, khususnya teman disabilitas, mendapatkan kesempatan sama.

Budaya yang diusung Nestle membuat banyak teman disabilitas mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kapabilitasnya. Nestle mengondisikan iklim kerjanya agar setiap orang mampu berkontribusi.

Penelitian menunjukkan bahwa pemimpin yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi cenderung lebih efektif dalam meningkatkan kinerja dan kepuasan pengikut.

Selain Nestle, Traveloka juga memiliki budaya kerja yang memanusiakan manusia. Pada masa pandemi, Traveloka menyediakan berbagai kebutuhan kesehatan, seperti menggelar olahraga virtual, program konseling bersama psikolog, hingga menyediakan asuransi kesehatan.

Traveloka juga menganjurkan pekerja untuk memaksimalkan penyelesaian pekerjaan di jam kerja (09:00-18:00) dan meminimalkan interaksi di luar jam kerja. Tak lupa, Traveloka juga menyediakan akses untuk pengembangan diri.

Kebijakan dari dua perusahaan ini berupaya semaksimal mungkin untuk mengakomodir keinginan pekerja.

Para pemimpin di dua perusahaan tersebut paham pentingnya memberikan kesempatan yang sama, lalu menyediakan insentif yang dapat menunjang well-being pekerja. Ini menjadi cara pemimpin merawat timnya supaya mereka tetap sehat secara mental dan psikologis.

Terlebih, menurut survei HR.com tahun 2022, faktor terpenting dari well-being adalah keadaan mental dan emosional (78 persen) dan lingkungan kerja yang sehat (70 persen).

Bagi saya, tahun 2023 menjadi tahun kebangkitan dan transformasi. Dan salah satu titik terpenting adalah bagaimana organisasi bisa menjadi tempat yang nyaman untuk berkontribusi.

Aspek psikologis menjadi aspek terpenting dalam menciptakan organisasi yang sehat. Sebagai pemimpin, tugas kita adalah menciptakan budaya yang mampu memanusiakan sesama di segala aspek.

Terakhir, Marcus Aurelius, salah satu pelopor filosofi stoik yang juga merupakan pemimpin besar imperium Romawi, berpesan. “Look well into thyself; there is a source of strength which will always spring up if thou wilt always look.”

Semoga, makin banyak pemimpin yang memiliki self-awareness yang tinggi, sehingga dapat menjadi pemimpin humanis dan semakin berdampak bagi timnya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com