Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Logam Tanah Jarang atau Rare Earth yang Bikin Geger se-Eropa

Kompas.com - 14/01/2023, 11:21 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Selain di Bangka Belitung, lanjut dia, rare earth juga banyak ditemukan di daratan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Namun jenis mineral penyusun logam tanah jarang di Pulau Borneo berbeda dengan yang ditemukan di pertambangan milik PT Timah (Persero) Tbk.

Baca juga: Daftar Lengkap UMR Denpasar 2023 dan Seluruh Pulau Bali

"Rare earth juga mudah ditemukan di Kalteng dan Kalbar, namun berbeda dengan di Bangka Belitung, di Kalimantan mineral ini berasal dari zirkonium," jelas Arif.

Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) ini berujar, logam tanah jarang adalah logam yang memiliki peran sangat strategis di masa depan. Ini karena hampir seluruh perangkat elektronik dengan teknologi tinggi, membutuhkan logam tanah jarang.

Logam tanah jarang juga bisa bersifat radioaktif, dan mengandung oksida yang tinggi.

"Rare earth banyak dipakai untuk pembuatan mobil listrik, handphone, sensor, (perangkat) komputer, super konduktor, dan berbagai keperluan militer," ungkap Arif.

Baca juga: Daftar UMR Bogor 2023, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor

Namun yang perlu digarisbawahi, sambungnya, Indonesia tidak memiliki cadangan rare earth yang melimpah. Selain itu, logam tanah jarang juga lebih banyak terkonsentrasi di Bangka Belitung, Kalteng, dan Kalbar.

Jadi meski dioptimalkan sekalipun, produksi mineral tanah jarang di Indonesia tak terlalu signifikan di pasar global. Dan kurang bisa dijadikan sarana diplomasi sebagaimana nikel maupun timah ke negara lain.

"Jadi Indonesia sebenarnya bukan pemain besar untuk rare earth, karena cadangan logam tanah jarang Indonesia tak terlalu signifikan. Itu pun selama ini dianggap sebagai mineral ikutan dari timah," kata dia.

Arif mencatat, negara dengan cadangan tanah jarang terbesar yakni China. Negeri Tirai Bambu menguasai 44 juta metrix ton sumber daya tanah jarang.

Baca juga: UMR Tangerang 2023: Kota Tangerang, Tangsel, dan Kabupaten

Berikutnya negara dengan cadangan tanah jarang paling besar yaitu Brasil 22 juta metrik ton, Vietnam 22 juta metrik ton, Rusia 12 juta metrik ton, dan India 6,9 juta metrik ton.

"Cadangan logam tanah jarang di Indonesia hanya sekitar 22.000 metrik ton. Selain itu, belum ada data cadangan baru yang ditemukan," ucap Arif.

Eksplorasi logam tanah jarang

Pelaksana Tugas Badan Geologi Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman mengatakan, penelitian dan usaha pengembangan logam tanah jarang di Indonesia sebagai komoditas prioritas tinggi yang bisa diusahakan, baru marak dilakukan dalam lima tahun terakhir.

Langkah itu termasuk juga penyusunan peta penyebaran logam tanah jarang dan invetarisasi potensi keberadaannya secara kuantitas.

Baca juga: Gaji UMR Karawang 2023, Masih Tertinggi se-Indonesia

"Badan Geologi sendiri selama ini secara rutin (melakukan pengkajian). Umumnya sebatas prospeksi untuk mencari indikasi atau sumber daya hipotetis," kata Saleh seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Dia menyebutkan, Badan Geologi sudah melakukan eksplorasi di sejumlah daerah guna menemukan logam tanah jarang. Kegiatan ekplorasi tersebut dikerjakan dalam beberapa tahun terakhir di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com