Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Andesna Nanda
Ahli Pemerhati Manajemen Strategis

Pemerhati Manajemen Strategi, Penulis Centang Biru Kompasiana

Melihat Perang Tarif Asuransi dari Kacamata Mahadata

Kompas.com - 15/01/2023, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM rilis Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) awal Januari 2023, ada pandangan bahwa industri asuransi saat ini sedang terjadi perang tarif yang mengarah ke persaingan tidak sehat.

Menurut OJK, perusahaan-perusahaan asuransi berlomba untuk memberikan tarif produk dengan tarif minimal untuk menarik konsumen. Hal ini terutama terjadi untuk asuransi kredit.

Perang tarif yang sebenarnya mungkin terjadi sejak lama, namun masih belum terdeteksi secara masif.

Perang tarif mulai terdeteksi ketika kasus-kasus gagal bayar dan fraud mulai mencuat ke permukaan hingga menjadi konsumsi publik secara luas.

Terlepas perang tarif ini terjadi secara spesifik di asuransi kredit atau produk asuransi lainnya, sebenarnya dalam konteks manajemen strategis, bersaing dalam hal harga atau tarif suatu produk barang dan jasa memang bisa menjadi salah satu opsi strategi perusahaan.

Menurut Michael Porter (1980), turunan dari strategi perusahaan dalam hal tarif adalah dengan strategi kepemimpinan biaya rendah atau low cost leadership strategy yang berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar dengan menekankan biaya rendah relatif terhadap pesaing.

Kepemimpinan Biaya adalah strategi yang berfokus pada membuat operasi lebih efisien dan memotong biaya sedapat mungkin.

Perusahaan yang menerapkan strategi ini berhasil melakukan efisiensi dalam skala besar, kontrol overhead yang ketat, pemilihan segmen konsumen yang cermat, standardisasi dan otomatisasi.

Kepemimpinan biaya rendah bertujuan memunculkan tarif atau harga terendah di pasar. Hal ini membuat perusahaan berada pada posisi terbaik untuk bertahan dari perang tarif dan di saat bersamaan menghasilkan margin tertinggi jika perang tarif tidak terjadi.

Di luar industri asuransi, sebagai contoh, misalnya, rantai ritel terbesar di dunia, Wal-Mart juga percaya pada strategi keunggulan biaya.

Perusahaan yang menjalankan strategi ini sering menggunakan teknologi baru dengan harapan menurunkan struktur biaya tradisional.

Kelemahan dari strategi kepemimpinan biaya ini adalah bisa memunculkan persaingan antarperusahaan sehingga sangat tidak sehat. Pada akhirnya akan memancing perang tarif di dalam suatu industri.

Dalam konteks industri asuransi, dengan premis bahwa perusahaan-perusahaan asuransi berhadapan langsung dengan risiko kerugian finansial yang tidak pasti, seharusnya penting bagi perusahaan asuransi untuk memprediksi risiko dengan menetapkan premi yang bukan hanya menguntungkan, tapi juga tepat.

Dengan demikian, seharusnya perang tarif lebih akan sulit terjadi di industri asuransi dibandingkan dengan industri lain. Premi ditetapkan sehubungan dengan risiko, untuk memastikan bahwa kerugian nasabah ditanggung.

Namun, ini tidak memperhitungkan semua tarif akhir. Seperti bisnis lainnya, perusahaan asuransi memiliki biaya sendiri dan beroperasi untuk menghasilkan keuntungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com